Thursday, August 20, 2015

Menapaki Jalan (Kenangan)

Bismillah...

Rasanya udah lama ga nulis blog lagi. Ada rasa rindu ketika tidak memainkan jari di atas keyboard laptop, walau hanya sekedar berbagi info dan semacamnya.
Sekarang tanggal 20 Agustus 2015 : tepat sudah berlalu 1 tahun 2 hari (18 Agustus 2014) saya melarikan diri dari Indonesia ke Romania. Bukan lari untuk menginggalkan realita yang sedang terjadi di Indonesia, namun lari untuk menjelajah.

"Life is journey so you should have first step to start million steps" -Dila

Saya mencintai kenangan, baik itu kenangan baik atau buruk karena masa lalu adalah hal yang paling jauh di dunia ini dan setiap masa lalu selalu ada pelajaran dan hikmah yang Allah selipkan di dalamnya.
Saya mau mengulas hikmah yang telah Allah selipkan dalam perjalanan saya ke Romania 1 tahun 2 hari kemarin.

 (Program pertukaran pelajar farmasi antar negara)

Hikmah perjalanan yang saya rasakan saat ini :
1. Dimulai dari Allah menakdirkan saya berangkat sendiri dari Indonesia, ga ada teman perjalanan selama melewati Malaysia, Amsterdam, dan Perancis. 
Dari sini saya dapat merasakan hikmahnya yaitu walau kamu merasa sendirian dalam perjalanan yang panjang ini, jangan lupa ada Allah yang selalu menjagamu tanpa kau minta sekalipun. Seorang perempuan baru pertama kali ke luar negeri (eehh langsung dikasih ke Eropa) dan yang telah berencana untuk berangkat berdua bersama teman Malaysia-nya tapi Allah menakdirkan lain untuknya. Hal yang bisa ia lakukan adalah memberikan sugesti positif berulang-ulang untuk dirinya sendiri : "you are not alone, Allah is near".

2. Harus belajar otodidak dan berani untuk melangkah kemanapun di negeri orang. 
Saya ketika di bangku perkuliahan pernah dua kali menjadi guide mahasiswa asing yang mengikuti SEP (Student Exchange Programme) di Jatinangor. Saat itu kami memandu penuh kemanapun mereka ingin bepergian karena kami sebagai guide belum memfasilitasi map untuk mereka. Sedangkan saya di Romania hanya difasilitasi map dan tidak terlalu diperkenalkan tempat-tempat sekitar sana. Kayak dilepasin begitu aja. Paling cuma dikenalkan supermarket LIDL yang ada persis di depan dormitory saya. Pokoknya harus berani berinteraksi dengan orang sekitar.

3. Berada di negara yang minoritas muslim itu benar-benar menguji keimanan. Biasanya saya yang ngekos di Jatinangor selalu ada liqo setiap seminggu sekali, mendadak di sini blank. Kebetulan beberapa hari setelah samapai di sana saya sedang tidak shalat, menjadilah kekosongan iman. Semua ilmu selam liqo tentang tarbiyah dzatiyah (singkat artinya mah membina keimanan sendiri) diuji sama Allah untuk dipraktekan. Tuuuhh kan Allah pasti punya maksud mengirim saya ke sini. Alhamdulillah saya mendapatkan masjid di Cluj Napoca hasil searching di google, dan cuma 2x saya berkunjung dan melaksanakan shalat dhuha di masjid itu. Rasanya senaaannggg :)

4. Cara menghargai budaya Eropa yang 'asing' bagi saya. Memang menjalani komunikasi dan pertemanan dengan orang-orang di negara Eropa (Romania kebanyakan orthodox) itu penting. Allah menguji lagi nih bagaimana cara saya menolak dengan halus atau malah menerima ajakan mereka untuk pergi ke club, nyobain makanan yang ga jelas ke-halal-annya. Intinya : kita boleh berbaur, tapi jangan melebur.

5. Perjalanan ini lebih banyak untuk bertafakur alam. Masya Allah, Allah sangaaattt baik sekali. Allah memberikan saya kesempatan untuk melihat ciptaan-Nya yang lain dan memang itu salah satu doa saya yang Allah kabulkan :) . Aturannya saya tambahin sedikit lagi doanya agar bisa bertafakur alam ke Eropa bersama Hubby *eh . Semoga suatu hari bisa kesampaian pergi keliling dunia sama suami -orang yang bisa diajak berbagi ceria dan saling menjaga dalam kebaikan- . Aamiin


Waktu memang tidak bisa diputar kembali karena exactly there's no time machine.
Dan tulisan ini adalah cara saya untuk membuat mesin waktu yang dapat dibaca berulang-ulang kali dan pembaca yang lain bisa menikmati juga.