Thursday, November 17, 2016

Sebelum master, eh datang mister

"You educated a man : You educated a man. You educated a woman : You educated a generation" -Brigham Young

Setelah lulus bidang profesi apoteker, sembari ikhtiar mencari lowongan pekerjaan, saya juga iseng-iseng membuka web universtas-univesitas. Tertarik ingin melanjutkan studi ke jenjang S2 di bidang farmasi klinik. Setelah banyak mengobrol dengan teman-teman yang juga tertarik untuk bersekolah lagi, akhirnya saya putuskan untuk mencoba ikut tes di UI (farmasi klinik). Hasilnya adalah belum rezeki saya saat itu. Mencoba lagi? Ya, coba lagi!
Kali ini, langsung mendaftar di 2 universitas yang berbeda yaitu famasi klinik UI (lagi) dan iseng-iseng daftar MBA ITB (sok pede banget! Hahaha). Biaya pendaftarannya untuk keduanya juga lumayan menguras doku. Akhirnya ngerayu orang tua agar bisa 50:50 pembayarannya.
Sebenarnya, pilihan yang cukup sulit kala itu jika diterima dua-duanya karena harus siap untuk menentukan salah satu diantara 2 pilihan (iya kalo keterima di dua-duanya). Kalo nggak keterima di dua-duanya mungkin pilihan yang tersisa : kerja atau nikah (aja). Udah gitu, menunggu hasil pengumumannya berbulan-bulan, alhasil membuat hidup tak tenang.
Beberapa bulan kemudian, pengumuman pertama yang keluar adalah dari UI. Jreeenngg... ternyata hasilnya pun tetap sama : belum lolos untuk bersekolah di sana.
Hiiikkkksss, sedih banget...
Saat itu langsung hopeless banget. UI aja nggak diterima, apalagi MBA ITB. Jangan mimpi ketinggian, Dila.
"udahlah siap-siap nikah aja kalo gini" pikir saya saat itu. Hahahaha :D.....
Ya Allah padahal udah niat banget ingin bersekolah lagi, tapi kok jalannya belum terlihat. Apa mungkin ikhtiarnya yang belum kuat? Sempat saya berburuk sangka ke Allah. Haaa mungkin saat itu kondisi iman saya yang sedang lemah.


Balik lagi saya menguatkan diri sendiri : 

"If you feel that you're very down, just close your eyes and say : This is my journey. He puts me here. It's His plan, so I have to carry on and trust Him"

Hasil pengumuman yang dinanti-nanti tiba (bulan Juni pertengahan kalo nggak salah). Ternyata hasilnya alhamdulillah saya (kok malah) lolos MBA ITB. Sedetik setelah itu saya percaya bahwa telah terjadi pertarungan antara doa dan takdir di langit ^^ .
Kisah perjuangan saya untuk ikut tes ITB bisa klik di sini dan di sini

"Jangan pernah lelah berbaiksangka kepada-Nya"

Liat-liat biaya kuliah di jurusan sana ternyata lumayan juga. Ini harus wajib biaya kuliah dari beasiswa. Sejurus kemudian saya langsung mendaftar LPDP gelombang 3 dengan konsekuensi jadwal masuk kuliah saya yang seharusnya Agustus 2016 diminta untuk diundur ke bulan Januari 2017 karena LPDP meminta min 6 bulan sebelum memulai perkuliahan harus sudah mendaftar LPDP. Sebenarnya bisa saja mendaftar LPDP di gelombang 1, tapi saya sendiri tidak pede. Hehe...
Bismillah....

And day after day, someone (old friend) contacted me by phone (18 Ramadhan 1437 H/ 23 Juni 2016). Typed a message and asked my updated activities. I thought some ambiguous will be happened. Hmmmm....

Ternyata dugaan saya benar. Akhirnya ia berterus terang bahwa ada temannya yang tertarik ingin berkenalan (ta'aruf) dengan saya dan berniat serius (huwooowww....!). Penjelasan itu saya dapat darinya setelah saya pura-pura oon bertanya maksud dari chat yang dia sampaikan. You had been trapped! Hohoho...
Setelah kegalauan saya berkurang akibat studi master dan beasiswa, sekarang saya dihadapkan dengan si mister (rasanya mau kabur aja saat itu. Suer!).

1 Juli 2016
Saya dan temannya itu (si mister) bertukaran biodata ta'aruf melalui perantara teman saya. Buat yang penasaran isinya seperti apa, searching aja di google dengan keyword : biodata ta'aruf. Banyak kok, bahkan ada dilengkapi dengan penjelasannya. Setelah bertukaran, sama-sama memahami isinya dan saling melaksanakan shalat istikharah.

3 Juli 2016
Saya kembali hopeless lagi karena persiapan saya kurang di TOEFL (sudah expired) untuk apply beasiswa LPDP. Setau saya, calon awardee yang sudah mempunyai LOA unconditional (seperti saya yang sudah resmi diterima di univ tujuan) tidak perlu melampirkan sertifikat TOEFL ITP by ETS. Ternyata tetap diwajibkan untuk dilampirkan (mungkin kebijakannya berubah-ubah terus). Max waktu pendaftaran lpdp tinggal 1 minggu lagi, sedangkan jika saya ambil tes toefl itp sudah tidak mungkin lagi karena untuk hasilnya saja baru akan keluar setelah 2 minggu dari tanggal tes. Sudah lewat dari waktu lpdp. Kembali saya murung lagi, belum lagi ada si mister (T.T). Akhirnya saya memutuskan untuk mundur saja dari ta'aruf ini karena saya berada di dua pilihan yang sulit dan saya minta disampaikan ke si mister melalui teman saya.

4 Juli 2016
Rasanya tidak adil jika saya tidak menyampaikan permintaan izin si mister untuk datang ke rumah dengan niat silaturrahim (ceunah) kepada orang tua saya. Saat itu suasananya sedang berada di dapur pagi hari untuk mempersiapkan lauk pauk di hari lebaran idul fitri (H-3). Intinya lagi riweuh. Setelah saya sampaikan maksud si mister dan memperlihatkan biodatanya, orang tua saya bilang : "Ya udah kalo mau datang, datang aja" (nyeessss... saya harus gimana ini?).

5 Juli 2016
Saya sampaikan pesan orang tua ke teman saya kalau si mister diizinkan datang untuk silaturrahim (ingat ya silaturrahim aja!). Hahahaha (grogi to the max).

10 Juli 2016
Jreeengg jreenngg : ta'aruf ke-1 (panic at the disco).
Mister datang ke rumah bersama ibunya (niatnya mau datang sendiri, tapi ibunya juga ingin ikut) dan bertemu untuk pertama kalinya. Canggung, grogi, deg-deg-an, tidak berani menatap, dan berdua sama-sama ghadul bashar (menundukkan pandangan). Hanya berani curi-curi pandang untuk nadzor.

"Apabila seorang di antara kamu hendak meminang seorang wanita dan akan mengawininya, hendaklah ia melihat sebagian dari apa yang bisa mendorongnya untuk mengawininya"
(HR. Ahmad & Abu Daud).

Sepulangnya si mister dan ibunya, kami langsung berkumpul untuk diskusi dan what a surprise!
Dari kedua orang tua say YES (alhamdulillah). Padahal mama dan papa saklek ingin punya menantu yang dari minang.
"Duuhh ma, pa kalo saklek seperti itu, anakmu kapan akan nikahnya?" gerutu saya beberapa tahun terakhir. Lagi dan lagi saya semakin percaya bahwa doa dan takdir memang bertarung di langit ^^

"Allah Yang Maha Membolak-balikan Hati hamba-hamba-Nya. Bermohonlah kepada-Nya"

Restu mama dan papa alhamdulillah sudah diberikan. Oya si mister ini berasal dari Sunda :)

23 Juli 2016, 
Ta'aruf ke-2 : keluarga kami dimita untuk bersilaturrahim ke kediaman si mister di Cileunyi (hahaha itu kan tempat saya kuliah dulu di UNPAD). Tidak ada komunikasi yang terjadi antara saya dan mister. Lebih ke pendekatan dua keluarga. Silahkan bayangkan bagaimana groginya saya menghadapi si mister.

24 Juli 2016
Karena tidak terjadi komunikasi, akhirnya saya mengirimkan 5 pertanyaan (by email) yang masih terpendam & belum sempat terlontarkan langsung dan begitu juga sebaliknya. Hehehe seharusnya saat ta'aruf itu (face to face) adalah waktu yang tepat untuk menggali latar belakang calon dan rencana ke depan. Setelah saya membaca balasan emailnya, saya meminta waktu 3 hari untuk memberikan jawaban : lanjut atau tidak.

27 Juli 2016
Melakukan shalat istikharah terakhir sebelum memberikan jawaban untuk kelanjutan proses. Di istikharah terakhir ini saya meminta dengan sangat ke Allah agar diberikan keyakinan dan kemantapan hati untuk menentukan proses selanjutnya. Selesai shalat istikharah dan sambil menunggu adzan subuh berkumandang, saya mengambil mushaf dan mentadaburi ayat Al-Qur'an yang selanjutnya akan saya baca, ternyata lembar selanjutnya adalah surat An-Nisa : 1.

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu"

Jawaban dikirimkan melalui email : "Bismillahirrahmanirrahim. InsyaAllah Dila lanjut". Lanjut di sini berarti lanjut ke khitbah (lamaran).

31 Juli 2016
Si mister dipanggil khusus untuk datang ke rumah sama orang tua karena mau di 'interview' dikit, yaaa kurang lebih 1,5 - 2 jam.

Oya, alhasil niatnya pending 1 semester kuliah untuk berjuang di beasiswa LPDP, ternyata Allah alihkan untuk menikah dulu. Yaa Rabb... :')
Sejujurnya merasa kesal tapi senang. Gimana atuh? Ini benar-benar di luar prediksi saya dan keluarga besar. Aaahh teringat saya surat Al-Baqarah : 216.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Percayalah rencana Allah lebih indah daripada rencana hamba-Nya :)

"Alasan apalagi untuk tidak taat pada-Mu Yaa Rabb jika sedemikian detail Engkau mengatur segala urusan hamba-hamba-Mu?"

10 September 2016
Tibalah hari Khitbah (lamaran). Degup jantung semakin terasa bookkkk (>,<). Bagi yang perlu turunan rundown khitbah, bisa kirim ke email aoi_adila@yahoo.com dengan subject : minta rundown khitbah. InsyaAllah nanti saya kirimkan.

(si mister meminta langsung ke mama papa)

(deg-deg-an)

(pemasangan cincin dari ibu CPP ke CPW dan bapak CPW ke CPP)

(it's so unbelievable)

Tidak ada kata 1/2 halal walaupun sudah bertunangan (ingat loohh!). Halal itu kalau sudah akad terucap. Dalam Islam jarak dari ta'aruf-khitbah-akad tidak boleh terlalu lama karena rawan godaan syaithan dan hati-hati bisa jatuh ke perzinahan. Naudzubillah...
Yang saya tau jarak ta'aruf ke akad jangan sampai lebih dari 6 bulan karena niat itu mudah berubah-ubah. Mulailah pernikahan dengan niat Lillahita'ala agar kehidupan berkah.
Berkah?
Berkah : 1 + 1 tidak sama dengan 2, tapi 1 + 1 = 1000 bahkan lebih nilainya di mata Allah.
Buatlah Allah ridha atas segala yang kita lakukan, termasuk menikah. Sesuatu yang baik, mulailah dengan yang baik pula.
Pun, pasca khitbah, memang benar godaannya semakin menjadi-jadi entah itu dari dalam diri maupun dari luar bahkan orang lain. Tetap semangat menyelesaikan godaan dan ujian yang datang menyapa karena sesungguhnya Allah sedang menguji kesungguhan niatmu.

(cieee udah dikhitbah)

-bersambung-

Kenapa prosesnya bisa sebegitu cepat?
Darimana keyakinan itu muncul?

Coming soon : "Menikah itu ibadah, halal itu indah"

No comments:

Post a Comment