Friday, September 16, 2016

Hijrah


Syahdan, menulis blog ini membuat saya bernostalgia tentang jalan hijrah yang sudah saya tempuh sejauh ini. Panjang juga ya ternyata & so precious.
Masa remaja adalah masa-masa menemukan jati diri. Butuh bimbingan banget, apalagi ketika gejolak-gejolak "itu" hadir.
Saat mengenal rasa suka dengan lawan jenis itu dimulai dari kelas 6 SD. Lambat laun semakin penasaran tentang rasa suka yang memang sengaja Allah hadirkan untuk hamba-hamba-Nya karena salah satu sifat Allah adalah Ar-Rahman (Maha Pengasih) & Ar-Rahim (Maha Penyayang). Wajar saja saya suka dengan lawan jenis, pikir saya saat itu. Di bangku SMP, mulai penasaran dan ingin mengenal lebih dekat tentang lawan jenis, istilahnya kepingin dekat-dekat dengan mereka, tapi mungkin memang sifatnya perempuan kali ya suka jual mahal ke laki-laki (saat itu) sehingga beberapa teman laki-laki yang pernah coba "nembak", saya tolak semua. Hahaha...
Wajar sih ada monkey love di zaman ABG (bangku SMP).
Alhamdulillah saya lolos dari kata "pacaran" selama di bangku SMP, sehingga hasil nilai UN saya memuaskan. Disamping itu alhamdulillah kegiatan saya juga padat (cieee...) dengan kegiatan les bahasa Inggris dan bimbel. Jangan pacaran deh pokoknya, bikin boros waktu, hati, perasaan, doku (uang), dan pecah konsentrasi. Kesimpulan itu saya bikin sendiri karena melihat teman-teman SMP yang pacaran. Ada yang nangis di kamar mandi karena si pacarnya selingkuh (yaelah!), nilai pelajaran jadi turun sehingga dia dipanggil sama guru, dan masih banyak lagi realita tentang ruginya pacaran. Salah satu yang bahaya juga dari pacaran adalah ketika sudah bukan Allah lagi yang pertama mengisi hati, tapi si cimon (cinta monyet).
Allah Maha Pencemburu loh!

Memasuki bangku SMA, rasa suka terhadap lawan jenis tidak terlalu menggebu-gebu daripada saat di SMP karena semakin banyak kegiatan-kegiatan di sekolah. Saat itu saya ikut ekskul bahasa Jepang yang membuat saya sampai saat ini masih keep in touch dengan orang Jepang, kegiatan paskibra sekolah, les bahasa Inggris, dan bimbel (wiihh makin padat ya jadwalnya). 

"Alihkan rasa suka ke lawan jenis dengan melakukan banyak kegiatan-kegiatan yang positif, jadi pikiran tidak fokus ke situ terus"

Memang kita tidak bisa nolak rasa indah yang tiba-tiba hadir, tapi kita masih bisa meminimalisir dengan cara mengalihkannya. Jangan nyerah dulu !

Di bangku kelas 2 SMA semester 2 adalah titik balik kehidupan saya (hijrah), yang tadinya saya sangka hidup akan dibiarkan mengalir begitu saja : bayi ---> anak-anak ---> pendidikan formal (SD - kuliah) ---> kerja ---> menikah ---> punya anak ---> masa tua ---> kembali ke Sang Pencipta.
Ternyata tidak begitu kawan. Hidup tidak segetir itu. Saya yakin 100% setiap orang pasti mempunyai "titik balik" dalam kehidupannya yang membuat dia semakin mengenal siapa Penciptanya, asal dia memang ada niat untuk mengenal-Nya lebih dalam dan jauh, cepat atau lambat.
Kelas 2 SMA semester 2 awal mula saya hijrah menutup aurat walau belum rapat-rapat amat sih (kerudung masih pendek, pakai celana jeans, pergelangan tangan & telapak kaki masih terbuka).


Melalui kegiatan mentoring saya mulai mengenal Islam dan ternyata Allah memberikan hidayah-Nya melalui tulisan-tulisan di internet (di blog orang). Makasih banget untuk penulis blog yang sudah berkenan saya baca blognya. Semoga kalian mendapatkan pahala yang berlimpah karena telah menjadi salah satu jalan hijrah saya :) . Aamiin...

Kelas 3 SMA, saya mulai ulurkan kerudung hingga menutup dada, tapi masih 1 lapis. Rasa tidak nyaman berhijab nerawang itu muncul ketika saya semakin penasaran bagaimana Islam mengatur secara detail cara wanita untuk berpakaian yang menutup aurat. Saya banyak keliru selama ini. 
Cara berpakaian muslimah yang diajarkan dalam Islam :
1) Kerudung tidak nerawang
Konon katanya, imajinasi laki-laki itu 4D. Kalau lekuk lehermu keliatan, apalagi selanjutnya yang dibayangkan laki-laki lebih jauh saat melihatmu ketika itu?
2) Pakaian tidak menyerupai laki-laki
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki (HR. Bukhari)
3) Pakaian tidak ketat/tidak membentuk lekuk tubuh
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).
4) Memakai kerudungnya tidak boleh seperti punuk unta (alias dipakaian konde, sumpelan atau ikatan rambut yang tinggi)
Cek hadist yang di point no 3
5) Menutup seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan
Berarti kaki termasuk aurat ya ! Segera pasangkan kaos kaki.
6) Tidak tabarruj
7) Kerudung diulurkan sampai menutup dada

(alhamdulillah inilah saya yang sekarang)

Benar-benar Islam memuliakan wanita ternyata ya :)

"Sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami taat)"

Kepada yang sedang atau sudah penat dengan kehidupan dunia, cobalah berlari menjemput hidayah. Minta ke Allah agar diberikan hidayah.
Pun ketika saya mencoba untuk mengikuti apa yang sudah diatur sama Allah, terdapat penolakan dari keluarga sendiri. Hehehe Allah sedang menguji seberapa kuat niat saya untuk berhijrah. Wuusshh cobaannya mantap!

"There's a will, there's a way, insyaAllah"

Coba baca kutipan ayat Al-Qur'an di bawah ini :
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal" . (QS Ali Imraan : 159-160)

Ingat, keraguan itu datangnya dari Syaithan yang istiqamah menggoda manusia...

"I hear, I know
I see, I remember
I do, I understand"

Dengan taat melaksanakan perintah-Nya, kita akan mengetahui hikmah dibaliknya. Mengapa wanita harus begini, begitu, tidak boleh begini dan begitu. Udah, ikutin aja titah-Nya. 
:) :) :)

Di dunia kampuslah (UNPAD) saya menemukan wadah tumbuh yang baik setelah sebelumnya di dunia SMA saya mendapatkan hidayah, selayaknya bakteri akan berkembang dan tumbuh dengan cepat di media yang sesuai dengannya.

-bersambung-

Thursday, September 15, 2016

Istikharah Cinta part 1


"Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hati kamu akan meleleh karena cinta kepada-Nya"

Biarkan saya berbagi kisah dalam hal penantian si dia. Dia yang tidak saya ketahui namanya, bentuk rupanya, sifatnya, apa dia yang sudah saya kenal sebelumnya atau bahkan 0% saya tahu tentangnya. Setiap ada yang bertanya : "Dila kapan nikah? Ga punya pacar?".
Jawab saya : "Dia masih diumpetin sama Allah. Tenang aja dia lagi on the way kok".
Itu kalimat motivasi yang saya bikin sendiri, karena saya percaya cepat atau lambat dia pasti akan sampai di tujuan. Allah pasti akan mempertemukan!

Ketika saya sudah berhijrah di bangku SMA, alhamdulillah Allah menuntun saya di dunia perkuliahan untuk lebih jauh lagi dalam mengenal Islam. Sejenak saya mencoba menelusuri kembali cara-Nya dalam membimbing saya.

"Kalau kita tidak meminta ke Allah agar dibimbing, yaaa Allah tidak akan membimbing, jadi mintalah kepada-Nya"

Jadi, setiap selesai shalat, rutinkan meminta ke Allah agar diri ini dibimbing selalu di dunia dan akhirat. Ga usah gengsi meminta permintaan yang banyak ke Allah, malah Allah akan senang mendengarkan rintihan hamba-hamba-Nya :)
Baiklah, saya coba flashback lagi selama di dunia kampus. Dulu, saat di ujung tanduk (kelas 3 SMA) saya pernah meminta ke Allah tentang masa depan saya. Sungguh saya masih buta dengan dunia perkuliahan seperti apa, mau universitas dan jurusan apa, dll. Saya ga mau ambil pusing, akhirnya saya cari gampangnya aja, minta ke Allah secara blak-blak-an seperti ini :
"Ya Allah, berilah hamba universitas dan jurusan yang baik untuk masa depan dunia & akhirat hamba. Sungguh, hamba bingung, ga punya gambaran masa depan akan seperti apa. Bimbing hamba Ya Allah..."
Doa itu terus yang saya panjatkan di setiap akhir shalat. Terkadang aneh, banyak orang-orang yang setiap selesai shalat malah langsung chaw (pergi), tanpa menyelipkan sebuah doa di akhir shalatnya, padahal itu waktu yang mustajab loh.

"Berdoa dan memintalah kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa doamu pasti akan dikabulkan, dan berprasangka baiklah kepada-Nya"

Seiring berjalannya waktu, Allah menakdirkan saya untuk berkuliah di Farmasi UNPAD. Pun, itu fakultas dan universitas saya memilihnya atas saran dari kakak bimbel NF (kak Dion). Saya cuma konsul seperti ini : "Kak, aku mau ambil di bidang kesehatan. Tapi ga mau kedokteran. Fakultas & universitas apa yang bagus ya kak untuk prospek kedepannya?".
Ya udah saya coba daftar sesuai saran kak Dion tadi, dan hanya sekedar tau farmasi itu tentang obat-obatan. Eeeehh ternyata keterima di sana. Sebenarnya saya juga keterima di akuntansi (paralel) UI, hmm tapi itu pilihnya iseng-isengan aja, ga serius mau di akuntansi.
"Farmasi? Apaan tuh? UNPAD? Dimana tuh?"
Bismillah, semoga ini memang jawaban doa saya & pilihan dari Allah. Percaya aja ke Allah.

Hmmm dunia perkuliahan...
Kalo menurut saya, dunia perkuliahan itu dunia yang penuh akan amanah dan tanggungjawab. Tanggungjawab kepada orang tua, masyarakat, dan ke Sang Pencipta (wiihh berat ya?). Iya! Kuliah itu jangan main-main, seriusin. Bikin targetan-targetan yang orang lain ragu terhadapmu (nah loh!). Ga apa-apa sekarang mereka meragu, tapi bisa kita buktikan di waktu yang akan datang. Sejak semester 1, saya udah bikin tulisan impian-impian di 2 lembar kertas yang saya tempelkan di dinding kamar kosan. Hmmm baru ada 70 mimpi saat itu. Nah sekarang masuk ke bagian bagaimana Allah menjawab doa-doa saya saat di ujung tanduk "dulu".

Pertama, Allah mempertemukan dan mengumpulkan saya dengan senior-senior yang masyaAllah luar biasa prestasinya dan begitupula dengan amanah-amanahnya. Baru juga di tahun pertama, saya sudah diberi amanah di rohis nya farmasi unpad (PHARMA).

"Berkecimpung dengan amanah di dunia organisasi, membuat saya semakin tau kualitas diri"

Psssttt kalo cari teman (hidup), bisa diliat dulu ia pernah mempunyai amanah dimana saja dan sebagai apa. Dari sana bisa terukur kualitas dirinya dan besarnya tanggungjawab yang pernah ia emban. 

"Setiap orang yang kita temui adalah guru bagi yang lain, pun diri kita sendiri adalah model berjalan bagi yang lain. Maka, berhati-hatilah dalam berbuat dan beramal"

Kata-kata itu yang selalu saya pegang dalam berbuat dan beramal. Kalo orang lain mencontoh perbuatan baik saya, alhamdulillah saya mendapatkan pahala yang selalu mengalir, tapi jika sebaliknya, maka saya akan mendapatkan dosa yang mengalir tanpa disadari. Saat di tahun ke-2 dan ke-3 amanah yang datang bertambah berat. Mungkin ini salah satu cara Allah menjaga diri saya dari lingkungan yang kurang baik di dunia perkuliahan. Dimulai dari tanggungjawab akademik, organisasi, dan kepanitiaan, saya lakoni dengan selalu berbaik sangka ke Allah : "Allah pasti punya maksud dalam memberikan amanah-amanah ini". Oya yang tak kalah pentingnya, setiap minggu jangan lupa berikan asupan makanan untuk rohani kita dengan banyak mengikuti majelis ilmu, seperti halaqah (mentoring/ liqo), kajian-kajian, dan mabit. Saat mulai mengenal halaqah inilah semangat saya bertambah beribu-ribu kali lipat. Semangat berprestasi karena-Nya. Saya jadi tau tujuan hidup, yang sebelumnya saya masih bertanya-tanya "untuk apa sih hidup di dunia?".

"Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku"
(Q.S Adz-Dzaariyaat : 56).

Ketika kita telah mengetahui tujuan hidup, insyaAllah hidup akan lebih terarah. Allah akan bimbing dengan sebaik-baiknya bimbingan.
Pada tahun ke-3 (2013), saya sudah mencari-cari judul untuk skripsi + dosen pembimbing dan berbisnis. Niat berbisnis hadir ketika sudah gregetan di pasaran susah menemukan pakaian untuk muslimah yang "benar" / syar'i untuk saya sendiri. Cari bahan sendiri, design model sendiri, dan produksi sendiri. Lama-lama banyak teman yang melirik dan tertarik, akhirnya diproduksi lebih banyak, hingga saat ini. Alhamdulillah...
Pada tahun ke-4, amanah yang Allah berikan lebih beraaattt lagi dan lebih serius. Saya kira amanah yang datang akan ringan, tapi Ia berkata lain. Kalau boleh cerita, di tahun ke-4 ini puncaknya kepala saya pusing ga ketulungan. Fikiran & tenaga terfosir banget sampai-sampai muncul cita-cita baru yaitu ingin mempunyai kemampuan membelah diri seperti AMOEBA. Aneh sih, tapi ingiiiinnn sekali mempunyai kemampuan seperti itu. Dan di tahun ke-4 pula, mimpi saya dari semester 1 terwujud : "Pokoknya selama di bangku kuliah harus bisa ikut pertukaran pelajar ke negara luar. Perluas wawasan keilmuan dan budaya". 

(pharmacy student exchange 3 minggu)


(egyptian pharmacist, spain pharmacist dine out)


Kapan nih masuk ke cerita istikharah cinta nya?
Sabar...
Sebentar lagi....

"Dan menantimu adalah tentang bagaimana cara mengisi setiap detik dengan sebaik-baiknya ikhtiar, kesabaran, keikhlasan dan sebuah keyakinan bahwa kamu-pun pasti juga melakukan hal yang sama di koridor-Nya"

"It's enough for me to believe Him that He will guide us to meet"

-bersambung-

Monday, September 12, 2016

Prolog


Dari Umar radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai kemana ia hijrah."
(HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadist)

Banyak diantara kita yang pandai membuat rencana, tapi malas untuk mengeksekusi.
Padahal, sebaik-baiknya rencana, adalah rencana yang dijalankan.
Mungkin ada yang lupa kita lakukan sebelum membuat rencana; memperkuat tekad.
Karena seberapa hebatpun sebuah rencana, akan sulit untuk dijalankan, kalau kitanya tidak punya keinginan yang sungguh-sungguh.

Ada beberapa hal tak terduga yang datang.
Ada banyak rencana yang harus dirapihkan.
Ada beberapa kerikil yang menyulitkan langkah.
Ada beberapa keinginan yang perlu disesuaikan.
Ada tekad yang masih perlu dibulatkan.
Ada niat yang harus lebih diluruskan.
(MH by NA)

-bersambung-