Wednesday, June 14, 2017

Pulang Kampung 2016 : Rihlah ke Jepang (2)

Baru ada niat lagi untuk ngelanjutin cerita petualangan ke Jepang hari ini... Mood selama hamil naik turun terus dan cepat berubah moodnya.
Let's continue the journey :D
-------------------------------------------------ooooo-----------------------------------------------------

Tiba di rumah otousan hampir jam 18.00 waktu Jepang, perjalanan dari Chiba ke Shizouka lumayan memakan waktu berjam-jam (mungkin ada 4 jam lebih). Shalat di Jepang saya jama' karena susah mencari tempat wudhu dan tempat shalat. Alhamdulillah ada kamar khusus yang sudah disiapkan otousan untuk kami beralaskan tatami & pintu kamarnya pintu geser yang seperti di kartun doraemon.

(lemari tempat penyimpanan kasur lipat dan selimut)

(jendelanya masih dari kertas)

Setelah kami shalat, kami diajak ke ruang belakang untuk diajarkan membuat kue mochi. Kesampaian juga bisa belajar langsung bikin kue mochi dari orang jepangnya langsung. Menurut saya unik cara membuat kue mochi.

(adonan kue mochi)

Cara buatnya (kalo ga salah) : adonan kue mochi terbuat dari tepung yang diuleni memakai mesin pemanas sampai menggumpal (seperti di foto atas). Kemudian adonan tersebut dipukul-pukul secara manual selagi panas, jangan sampai dingin, jadi harus cepat dan tepat memukul adonannya.

(mama nyobain pukul)

(tongkat pukulnya berat bookk...)

(tenaga harus kuat)

(eh ada ember biru?)

Setiap adonan kena 1 pukulan, orang yang jongkok bertugas membolak-balik adonan agar merata seluruh bagiannya. Setiap 1 pembalikan adonan, tangan harus didinginin ke dalam air yang ada di ember karena si adonan masih panas. Adonan dipukul-pukul sampai adonan dingin. Hati-hati jangan sampai tangan si pembalik adonan kena pukul pentungan, jadi feeling pun bermain juga. Berasa banget perjuangan membuat kue mochi. Fyuuhh...
Setelah adonan kalis dan dingin, adonan tersebut dibuat bulat-bulat tapi agak pipih di atas tepung dan kemudian disisipkan cream coklat di dalamnya.
Otousan memberikan pengarahan cara pembuatan dengan bahasa Jepang.
Roaming?
Tidaaakk, karena masih ada abang di sana yang bantu untuk nerjemahin :D

(adonan ditaruh di atas tepung dan dibuat bentuk bulat)

(pembagian tugas)

Setelah itu, kue mochi bisa langsung dimakan. Rasanya kenyal-kenyal enak plus ada cream coklat di setiap gigitan. Jadi kepingin makan lagi :9

Habis cukup kenyang memakan kue mochi, kami diajak okaasan (ibu : istri otousan) untuk makan jamuan yang sudah disiapkan. Duuhh lupa nama menunya apa, yang pasti berkuah-kuah dan di hot plate, pakai nasi dan disuguhi ocha hangat. Makannya lesehan dan memakai sumpit.

(baju merah : teh Vita)

Setelah makan, kami diajak untuk berfoto-foto dengan teman-teman otousan (orang Indonesia) yang kebetulan lagi magang di Jepang + beberapa anggota keluarga otousan (anak, menantu, cucuk).

 
(cheese :D)

Tiba waktunya kami untuk bersih-bersih diri dan istirahat. Tamu-tamu yang datang ke rumah otousan mulai pulang termasuk abang dan teh Vita, jadi ga ada lagi orang yang bisa bantuin saya untuk nerjemahin percakapan bahasa Jepang (T.T) .
Sudah waktunya kemampuan bahasa Jepang saya yang pas-pas-an "diuji". Hahahaha...
Adek dan mama hanya tinggal menunggu terjemahan dari saya yang ala kadarnya.
Bismillah for 3 days ahead.
-------------------------------------------------ooooo-----------------------------------------------------

Hari Senin, otousan sedang libur kerja. Otousan adalah pengusaha daging yang banyak mensuplai daging-daging ke sekolah-sekolah, jadi beliau punya butchery di rumahnya.

Rencana hari ini, kami akan diajak pergi ke gunung fuji yang di bukit-bukitnya udah banyak tumbuh daun momiji di sebelah kanan kiri jalan. Kami berangkat jam 7 pagi (kalo ga salah) dengan menggunakan mobil otousan. Sebelumnya sarapan pagi dulu.




Kami makan ditemani otousan dan okaasan sambil sesekali ngobrol-ngobrol dengan bahasa Jepang. Ngerti ga ngerti laahh menangkap maksud pembicaraan, tapi kalo udah mentok penyampaian dengan bahasa, kami ngobrol dengan bahasa tubuh :D
Nah mau cerita dikit nih. Kalau di Jepang, lauknya udah di ambilkan oleh pemilik rumah (sepeti foto di atas) bukan seperti di Indonesia yang akan ada banyak menu di atas meja makan lalu diambil sendiri-sendiri lauknya. Menu pagi itu yang disiapkan okaasan : nasi, telor ceplok, daging sapi kecap, dan sop miso + ocha hangat. Orang Jepang pun tidak terlalu suka garam, jadi garam dipakai hanya untuk sedikit perasa saja. Beda ya sama kebiasaan orang Indonesia :D
Telor ceplok dan sop miso hanya berasa garam sedikiiittt. Nasi nya juga ga banyak, hanya semangkuk kecil. Wiihh nasi Jepang enak banget, beda sama nasi Indonesia. Karena saya belum terbiasa dengan porsi nasi yang sedikit itu, akhirnya saya izin minta nambah nasi, hehehe...
Saat keluar rumah, ternyata persis di depan rumah otousan ada tempat penitipan anak. Saya ngobrol-ngobrol sedikit ke anak-anak tersebut.

(cekrek-cekrek dikit)

Tibalah waktunya kami berangkat jelong-jelong ke fuji-san.

Perjalanan ke gunung fuji cukup memakan waktu yang lama selama berjam-jam (lupa berapa pastinya). Kami sangat menikmati pemandangan kanan kiri jalan ketika mobil sudah mulai mendaki. Sesekali kami berhenti untuk membeli makanan ayam goreng kecil-kecil untuk dimakan sepanjang perjalanan dan minuman dari mesin yang ada di pinggir jalan.

(mesin minuman di pinggir jalan)

Semakin mobil mendaki, semakin tampak jelas daun-daun momiji yang merekah kemerahan. Cantiiikkknyaaa.... Mungkin karena otousan melihat kami bertiga yang duduk di kursi belakang terkagum-kagum dengan cantiknya daun momiji, otousan memutuskan untuk memberhentikan mobilnya di pinggir jalan untuk menikmati keindahan daun momiji. Kata beliau semakin ke atas, akan semakin banyak lagi daun momiji yang berwarna merah dan kuning.



Perjalanan diteruskan hingga hampir sampai di kawaguchiko (Lake Kawaguchi/danau kawaguchi). Dan memang benar, daun momijinya semakin banyak dan kemerahan. Suhu saat itu juga lumayan dingin seperti di Lembang tapi agak dingin lagi.

(berhenti di pinggir jalan)




Perjalanan diteruskan hingga sampai di kawaguchiko. Setelah memarkir mobil, di seberang parkiran ada area taman khusus yang buanyaaakk momiji berkumpul. MasyaAllah saya menikmati sekali pemandangan yang ada di depan (>,<). Cantik dan indaahhh...
Saya akan banyak tampilkan foto-foto pemandangan yang berhasil tertangkap kamera ya ^^
Enjoy!
(pintu masuk taman)


(diambil dari jauh)

(ada sungai kecil)


Kata otousan, saat malam hari akan nyala lampu-lampu yang terletak di piggiran-pinggiran sungai.


(seperti ini tampak rupa daunnya)

Selama berjalan kaki menelusuri taman, saya banyak mengobrol dengan otousan dan okaasan dengan bahasa Jepang yang "pas-pas-an". Oh ya dengan latar belakang daun momiji yang berwarna merah dan kuning, saya video call-an dengan suami yang ada di Jakarta. Saya ingin memperlihatkan suasana yang sedang kami nikmati di Jepang dan saya meminta dia untuk ngobrol beberapa kalimat (udah di training dulu 1 hari) dengan otousan dan okaasan. Niat utamanya sih emang mau iseng ngerjain suami, tapi ada kok niat mau memperkenalkan suami ke otousan & okaasan. Hahaha ^^ 
Alhamdulillah percakapannya lancar (suami sambil memegang kertas contekan kalimat).
Reaksi suami seperti apa setelah percakapan?
Katanya "keringat dingin" :))))
Maaf yaaaa bebeb :*

Lalu kami lanjut berjalan ke belakang taman. Senang bisa menemukan banyak tempat spot-spot foto yang bagus.


(ada orang Jepang yang penasaran dengan kami)

Saat saya sedang asik berfoto, ada orang Jepang (kakek) yang terlihat heran dengan kami bertiga (saya, mama, adek) karena busana yang kami pakai. Kakek tersebut bertanya ke okaasan siapa kami dan darimana kami berasal. Setelah okaasan menjelaskan kepada beliau siapa kami bertiga dan bagaimana caranya kami berteman, kakek tersebut terlihat kagum karena pertemanan saya bermula dari chatting-an tahun 2008 sampai sekarang, dan kami saling mengunjungi tempat masing-masing. Lalu saya memperkenalkan diri ke kakek tersebut.
"Watashi wa adila desu, Indoneshia jin desu. Yoroshiku. Onegaishimasu" (nama saya adila, orang Indonesia. Salam kenal dan mohon bimbingannya).
Lanjuuutttt kami berjalan lagi menelusuri taman hingga menemukan pintu kuil tua. Saya masuk ke dalamnya, diikuti mama dan adek.

(pintu masuk kuil)

(jalan menuju kuil)

Saat masuk ke dalam pintu masuk kuil, ternyata perjalan untuk sampai ke kuil masih panjang, jadinya hanya melihat ada sungai kecil di pinggir jalan yang tertutupi oleh guguran daun-daun momiji. Lalu kami keluar dan menelusuri jalanan yang lain. Eeehh pas keluar ketemu dedek bayi lucu dan anjing yang sama-sama di trolley.
(dedek panda)





Walaupun otousan dan okaasan udah ga muda lagi, tapi mereka masih aja tetap romantis salah satunya mungkin karena otousan yang (ternyata) jahil ke okaasan. Selama berjalan kaki di taman momiji, adaaaa aja tingkah laku otousan yang masih kekanak-kanakan (kodomopoi) dan usil ke okaasan. Hehehe... senang ngeliat mereka berdua.
Usilnya otousan seperti tiba-tiba muncul dari belakang mama yang udah siap mau difoto. Munculnya dadakan (seperti foto di bawah)



Perjalanan hingga sampai ke gunung fuji harus tertunda di 2016 ini karena saat kami mau melanjutkan perjalanan, gunung fuji tertutup kabut (mulai mendung), jadi percuma ga akan terlihat jelas saat di atas sana. Lalu diputuskan untuk turun bukit.


(dekat taman ada bazaar)

(menuju parkiran)

Tujuan berikutnya adalah mampir ke rest area untuk membeli makanan dan minuman. Alhamdulillah otousan mengerti kalau kami hanya bisa memakan makanan dan minuman yang halal, jadi beliau memilihkan makanan dan minuman yang cocok untuk kami. Orang Jepang itu yaaaa teguuhhh dan patuh dengan aturan, misalnya seperti kami ini yang tidak boleh makan dan minum yang mengandung babi, alkohol, dan yang haram, mereka akan membantu memilihkan.
Di rest area terdapat swalayan. Okaasan membeli beberapa makanan dan buah untuk keperluan di rumah, dan kami bertiga muter-muter melihat isi swalayan, dan akhirnya memutuskan membeli beberapa souvenir untuk keluarga di rumah.

(sepertinya sejenis tomat)

(dalam swalayan)

Setelah turun dari bukit, kami bertiga diajak untuk makan sushi hingga menikmati indahnya malam berkelap-kerlipkan lampu lampion di sisi jalan daerah Shizouka...
Cerita selanjutnya akan segera ditulis :)

to be continued... ^^