Tuesday, May 17, 2016

Sepotong Episode : Have you ever .... ?

Jam 15.00 aku menunggu seorang teman di kantin pojok sebuah gedung. Namanya Nadia, tapi aku suka memanggilnya dengang nama Di, bukan Nad. Biar hemat kata. Dua menit kemudian, masuk pesan dari Nadia kalau ia kebingungan mencari tempat duduk yang sudah aku pesan. Aku melambaikan tangan ketika telah terlihat batang hidung sahabat kecilku ini. Tak banyak yang berubah semenjak ia pulang dari Turki.
"Assalamu'alaykum Ra. MasyaAllah makin cantik aja" sapanya kepadaku.
"Wa'alaykumsalam. Kamu juga ih Di. Kangeeennn...".
Kami memesan makanan sambil berbincang-bincang ria hingga aku melontarkan sebuah pertanyaan kepadanya. Entahlah aku sedang butuh seorang teman untuk berbagi akhir-akhir ini.
"Di. pernah merasakan getaran cinta walau belum pernah bertemu, bertatap muka, bahkan belum sampai mengobrol bersama? Terlihat mustahil nampaknya bagi mereka yang lebih menuruti nafsu sesaat".
"Darimana kamu tahu Ra?" tanyanya.
"Loohh kamu belum pernah ngalamin ya Di?" tanyaku penasaran.
"Hmmm rasanya belum. Kan aku percaya 'love at the first sight', jadi cinta pada pandangan pertama. Apalagi kalau di dekatnya, dunia terasa lebih indah. Coba ceritain lebih dalam maksud pertanyaan kamu.
"Jadi gini, aku lagi merasakan getaran cinta yang ke-3 tapi tidak tau sama siapa, mungkin sama orang di masa depan yang rupanya, sifatnya, akhlaknya, kebiasaannya, kesukaannya yang tidak aku ketahui sama sekali. Rasanya kok indah banget ya Di?".
"Laaahhh kamu sehat kan Ra? Mau aku panggilin dokter spesialis cinta?" tangan Nadia menempel di keningku, takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya yang satu ini.
"Hahahaha mana ada dokter spesialis cinta. Ngawur...".
"Kamu itu yang ngawur, mana bisa suka bahkan cinta sama orang yang belum pernah sama sekali bertemu. Eehh tunggu, kamu bilang cinta ke-3, jadi cinta ke-1 dan 2 siapa?".
"Aku pertama kali merasakan cinta dengan orang tua aku. Untuk yang ini nggak usah aku jelasin ya. Lalu untuk kedua kalinya aku cinta kepada penciptaku yaitu Allah. Aku merasakannya ketika aku telah hijrah dari yang nggak mengerti agama Islam menjadi mengerti untuk apa aku hadir di dunia ini. Cinta ini berawal sejak kuliah semester 1 dimana aku rutinkan membaca ayat Al-Qur'an beserta artinya. Ternyata isinya ayat-ayat cinta Allah untuk para hamba-Nya. Nggak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata akan kasih sayang Allah untuk kita, Di. Indahnya akan terasa bagi yang mau mendekati-Nya. Daannn untuk cinta yang ke-3 ini, seperti rindu yang kerapkali hadir mengisi hari-hari. Rindu ingin segera berjumpa, mengenal, dan berbagi".
"Cieeee ternyata lagi kasmaran ya? Sama siapa?".
"Udah dibilangin aku nggak tau kasmaran sama siapa".
"Ra, kamu nggak tersiksa dengan cinta yang ke-3 itu? Kan rasa rindu itu menyakitkan bagi yang kasmaran, menurutku loh ya".
"Hmmm salah, Di. Rindu itu menyakitkan bagi yang tidak bisa mengolah rindu tersebut pada tempatnya. Misal, dari curhatan teman aku yang cerita ke aku tentang teman spesialnya alias pacarnya, ketika sehari atau dua hari nggak berjumpa atau saling sapa 'hi', rasanya ada yang kurang di hari itu, lalu terbitlah rindu. Jadilah pikiran kita terfokus ke si dia dan banyak melupakan Dia, ditambah lagi kerjaan jadi keteteran karena fokusnya sudah berubah. Lalu ketika si pacarnya move on ke perempuan lain, muncullah sakit hati yang lama terobatinya. Dunia serasa memusuhinya. Yaaahh begitulah yang bisa aku ambil kesimpulannya dari hasil menyaksikan langsung teman aku yang satu itu".
"Namanya juga orang pacaran Ra, wajarlah. Berarti emang ngggak cocok" katanya sambil meneguk sebuah jus alpukat.
"Lain halnya dengan rindu dan cinta yang berdebar-debar. Ketika energimu tersalurkan untuk kegiatan-kegiatan yang positif sambil memohon kepada-Nya untuk segera dipertemukan di waktu yang tepat. Rasa rindu itu akan berubah menjadi do'a yang rutin dilakukan di sepertiga malam, saat hujan turun, dan selepas shalat fardhu. Ada usaha yang kamu perjuangkan ketika suatu saat pertama kali hadir di hadapannya, kamu dalam keadaan yang sebaik-baiknya iman dan akhlak. Toh nggak ada jaminan kan orang yang pacaran itu akan berjodoh? Jadi ngapain membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak pasti?".
"Iya betul Ra. Untung aku belum pernah merasakan pacaran yang seperti remaja-remaja lakukan zaman ini. Senang deh berteman sama kamu".
"Tau rasanya ketika kamu bisa menjaga kesucian cinta dan nikmatnya rindu untuk jodohmu seorang?" tanyaku.
"Nggak tau Ra. Kayak gimana rasanya ya? Aku belum kepikiran".
"Kata kakak aku yang sudah menikah, rasanya itu seperti merasakan nikmatnya meneguk air saat berbuka puasa. Yaahh seperti itulah gambaran untuk mereka yang bisa menjaga diri dari godaan hawa nafsu sesaat dan bersabar untuk menanti waktu berbuka yang pasti akan tiba. All paid off ketika tiba waktunya dia menjabat tangan kanan ayahmu kemudian mengucapkan ijab kabul. Percaya deh".
"So sweet banget sih pengandaiannya".
"Siapa dulu, kakakku..." kataku sambil membuka dompet untuk membayar makanan ringan dan minuman.
Setelah selesai mengisi perut, aku dan Nadia pergi mencari bis untuk pulang ke rumah. Kebetulan rumah kami hanya dipisahkan oleh 5 rumah,
10 menit kemudian, akhirnya bis yang dinanti-pun tiba.
"Padet banget di dalam bis. Alhamdulillah ya Di, kita dapat tempat duduk bersebelahan".
"Iya alhamdulillah. Kalau sudah menjelang sore seperti ini, bis penuh sesak dan padat. Untung kita pulang agak cepat".
Bis berhenti ketika lampu merah menyala dan terlihat ada timer di lampu lalu lintas yang menunjukkan detik ke-30.
"Ayooo..ayoooo.. cepat naik bu" kata seorang kenek bis kepada seorang ibu muda yang sedang hamil besar.
Terlihat sang ibu muda itu agak ngos-ngosan karena berkejaran dengan waktu. Alhamdulillah akhirnya 5 detik sebelum lampu hijau, ia sudah masuk ke dalam bis. Terlihat dengan sigap seorang pemuda memberikan tempat duduknya kepada ibu muda tersebut.
"Di, kamu bisa melihat sang jabang bayi dalam perut ibu muda itu ga?" tanyaku kepada Nadia yang fokus melihat jalanan di depan.
"Yaaa ga bisa lah Ra, kecuali kalau aku dikasih hasil USG-nya. Hehehe...".
"Tapi kenapa ya sang ibu mau aja berlelah-lelah untuk merawat si bayi dalam perutnya, seperti harus nurut kata dokter nggak boleh makan ini itu, rutin periksa kandungan? Kemana-mana si bayi ikut, kan berat tugasnya ibu".
"Kan karena si ibu cinta ke si bayi dan juga pasti mau bertemu dengan bayinya dalam keadaan sehat. Wajar kan Ra?" tanya Nadia heran.
"Nah itu Di yang aku maksud dengan hadirnya getar cinta dan rindu walau belum pernah bertemu, bertatap muka secara langsung, bahkan mengobrol berdua. Cinta dan rindu yang benar itu adalah hakitnya kamu memperjuangkan yang terbaik untuk yang sudah lama kamu nanti. Sekarang kamu faham kan apa yang aku rasa sekarang?".
"Lama-lama aku semakin faham apa yang kamu rasa".
"Semoga jodohku kelak juga melakukan hal yang sama seperti apa yang aku perjuangkan saat ini".


dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat-Ku, serta mengikuti nafsunya dan itu adalah melewati batas” (QS. Al-Kahfi: 28).

Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaannya), Maka allah mengilhamkan pada jiwa itu jalan kefasikan dan ketawaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikannya. Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya. (kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,’’ (QS. Asy-Syams: 7-11)

Saturday, May 14, 2016

Ilmu Parenting

Sebenarnya udah lama mau berbagi tulisan ini, tapi karena masih malu-malu kucing, jadilah ga berani nge-publish :D

Dunia baru yang asik untuk dipelajari semenjak aku masuk umur 21 tahun yaitu dunia parenting : dunia memahami karakter dan sifat anak-anak. Dulu saat masih berumur 18 tahun, udah bikin target nikah yaitu di umur 22 tahun (pas banget umur ketika lulus kuliah profesi), tapi Allah masih belum mempertemukan sama si doi. Disuruh bersabar lagi, memperbaiki diri, dan meluruskan niat lagi. Aku masuk sekolah itu kecepatan 1 tahun. Lulus S1 umur 21 tahun, dan lulus profesi umur 22 tahun. Alhasil pergaulan di bangku kuliah udah sama yang dewasa-dewasa dan cukup matang sehingga mempengaruhi jalan pikiranku, tapi mereka yang udah dekat banget, aku masih lumayan menonjol sifat anak-anaknya : kadang suka bikin orang kesal dan tertawa karena tingkah laku aku. Yaaa maklumin aja, duniaku ga sejalan sama umurku saat itu. Bagi orang tuaku, aku masih terlihat seorang anak yang berumur 17 tahun karena terpisah jarak dan waktu selama 5 tahun saat di umur segitu. Wuhuuu tapi sekarang udah ngerti cara berfikir orang dewasa karena dilatih di dunia organisasi which means aku jadi punya banyak relasi, teman-teman yang pikirannya tingkat tinggi dan daya juang meraih cita-cita yang beraneka ragam.
Alhamdulillah... emang berasa hasil doa yang pernah kupanjatkan ke Allah saat di ujung harap (kelas 3 SMA) yaitu masa-masa dimana ujian-ujian kelulusan sekolah dan universitas datang bertubi-tubi. Ga tau mau lanjut kemana, ga tau suka di bidang apa, mau universitas apa, daann masih ngegantung pokoknya masa depannya. H2C : harap-harap cemas.
Ga mau ambil pusing, akhirnya aku sering-sering meminta ke Allah doa seperti ini : "Ya Allah, berikanlah universitas dan fakultas yang terbaik untuk masa depan dunia dan akhirat hamba. Berikan orang-orang yang baik untuk tumbuh kembang hamba. Aamiin...".
(buat yang diujung harap, coba deh doa seperti itu dengan penuh harap dan cemas).
Minta sesingkat itu. Alhamdulillah semenjak diterima di Farmasi UNPAD, benar-benar ngerasain Allah memberikan kehadiran orang-orang yang keren dan dahsyat dunia + akhiratnya. Terima kasih teman-temanku yang merangkap juga menjadi guru-guruku :)
Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan kalian semua.
~oke, itu cuma flashback sedikit aja~

Umur 21 tahun, saat dimana teteh-teteh dan akang-akang yang aku kenal satu persatu menggenapkan dirinya. Hmmmm rasanya apa ya pas itu? Rasanya jadi ikut termotivasi untuk menggali ilmu-ilmu pra & pasca nikah. Ketika sudah mulai merasa kenyang ilmu-ilmu itu (tinggal actionnya ceunah), tertariklah aku untuk belajar ilmu parenting, dan lagi-lagi Allah mengantarkan teman-teman dan tulisan-tulisan yang membahas dunia parenting. MasyaAllah pertolongan Allah begitu cepat, padahal itu hanya baru terbesit di niat. Alhamdulillah.

Referensi ilmu parenting yang sedang (sampai hari ini) aku pelajari yaitu :
1. Surat Al-Luqman : 12-19
12.  Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
13.  Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
14.  Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
15.  Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
16.  (Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
17.  Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamuSesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18.  Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

2. Fanpage FB : Gadget muslimah
Isinya ga hanya dunia parenting, tapi ada juga tentang rumah tangga. Enakeun bahasanya, gambarnya juga bagus-bagus jadi bikin orang tertarik dan betah untuk baca.

3. Kumpulan slide materi teh Kiki Barkiah yang dishare teman-teman di FB
4. Buku teh Kiki Barkiah : 5 guru kecilku bagian 1 & 2
Isi bukunya menceritakan pengalaman teh KiBar dalam mendidik anak seorang diri tanpa asisten rumah tangga, tapi bisa membuat kompak anak-anaknya untuk membantu kerjaan rumah.

5. Buku Irawati Istadi : Mendidik dengan cinta
Bahasa bukunya ga berat, santai, penjelasannya enak dilengkapi dalil-dalil, dan banyak yang diambil dari pengalaman kehidupan sang penulis dalam mendidik anak. Favorite ;) . Aku belum selesai baca semua, tapi pas ngintip-ngintip bab berikutnya, buku ini ditulis dengan lebih banyak pandangan dari sang anak seperti apa yang anak rasa saat umur sekian dan sekian dan cara orang tua mengatasi sifat anak yang berbeda-beda. Ga bisa dipukul rata sifat anak-anak itu.

6. Tulisan seorang ibu (lulusan psikologi unpad) yang mencoba eksperimen langsung ke anaknya. Kalo mau ngepoin, bisa search instagram teh Ajeng : @ajengciki . Makasih banget ilmunya teh, hiikss belum pernah ketemu sama Jaisyu embul.

Untuk sementara baru segitu referensi ilmu parenting yang sedang aku pelajari, kalau ada yang mau nambahin referensi lain, bisa comment di blog ini atau lewat email aoi_adila@yahoo.com.
Seruuuuu loohh mendalami ilmu parenting dan dunia anak-anak itu (jadi kepingin cepat punya #aamiin)


(Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda, “Muliakanlah anak-anakmu, dan perbaikilah pendidikan mereka.”)

Wednesday, May 11, 2016

Sepotong Episode : Why people changed?

Senja itu, aku pergi keluar dari dalam rumah seorang diri menuju bibir pantai. Tangan kananku memegang gulungan tikar kecil dan tangan kiriku menenteng satu buah kelapa yang sudah dibuka bagian atasnya untuk kunikmati sendiri saat senja.
Jarak yang harus kutempuh tidaklah terlalu jauh sekitar 400 meter dari balkon rumah. Ssssttt jangan sampai orang rumahku tahu kalau aku diam-diam menemui senja. Biasanya aku lakukan ketika aku memang mau merenung dan berfikir sendiri atas kejadian-kejadian yang silih berganti hadir ke dalam kehidupan. Tak mau diganggu orang.
Sejurus kemudian, aku lebarkan gulungan tikar kecil ke atas pasir putih tapi tikarnya susah untuk dirapihkan karena angin pantai menggangguku. Huuhh! Jadinya, aku cepat-cepat duduk di atas tikar dengan model gaya kakiku yang khas ketika duduk lesehan : menekuk kedua kaki ke belakang seperti membentuk huruf W, bukan model bersila ya. Wallahu'alam katanya itu berbahaya, tapi aku sedari kecil memang sudah ahli dan terbiasa duduk nyaman seperti itu. Biarkan saja, yang penting aku nyaman dan kini aku sendiri, jadi tidak ada yang bisa protes.
Tatapanku tertuju ke laut lepas yang bermandikan cahaya orange berbaur kuning di permukaan laut. Andai aku dapat melukis, aku akan sering dan berlama-lama menanti senja hadir dan pergi, kemudian mengabadikannya melalui goresan kuas di kertas.
Maha Indah Allah atas ciptaan-Nya...
Melihat ombak yang saling berkejaran membuat pikiran yang kala itu gundah dan penuh tanda tanya menjadi sedikit terlupakan. Benar saja, aku melangkahkan kaki ke tepian pantai adalah untuk mencari jawaban atas sebuah pertanyaan.
"Allah, why people changed? Teman-teman yang dulu menjadi inspirasiku & guruku untuk hijrah seperti saat ini, mengapa mereka semua tak lagi sama seperti yang dulu ku kenal? I'm really disappointed. How to keep hidayah for every soul?" batinku dalam hati.
"How they changed immediately? Are they too much bad environment influence? What can i do to thank to them who has inspired me when all changed? Hidayah, you are so precious." aku menatap kosong genggaman pasir yang berjatuhan dari tangan.
"Berharap kelak waktu dapat menjawabnya. I hope so....".

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk" (Al-Qasas : 56).

Life is about


Sometimes we're on the top then we're in the bottom.Top..bottom..top..bottom..
Life is about balance~

Where is the middle?
Then the middle is about survive and keep going on or going down depending an action (Raihannisa, 2016)

Sunday, May 8, 2016

Ibu, anak, dan Al-Qur'an

Rasulullah Saw bersabda, "Apabila kamu melewati taman-taman surga, berlabuhlah di sana."
Ada sahabat yang bertanya, "Apakah taman-taman surga itu?"
Beliau menjawab, "Majelis-majelis ilmu." (H.R. Thabrani)

Alhamdulillah wa syukurillah. Hari ini mau berbagi ilmu dari secuil kenikmatan berada di taman surga. Hari Sabtu aku menyengajakan pergi ke majelis ilmu di AQL Islamic Center, Tebet. Bagi yang mau ke sana gampang banget angkutannya. Dari terminal kampung melayu, tinggal naik mikrolet 44 dan minta berhenti di pom bensin shell setelah melewati SMP 115. Setelah turun di pom bensin, tinggal jalan kaki ke dalamnya. Belokan pertama itu tempat AQL Islamic Center yang punyanya Ust. Bachtiar Nasir.
Tema kemarin itu tentang :
"Kalau bukan dipersiapkan ilmunya dari sekarang, terus kapan lagi? Pembicaranya juga yang sudah mempraktekan metode-metode menghafal Al-Qur'an kepada anak-anaknya, salah satu anaknya, Hilya, yang ikut acara Hafidz Cilik di RCTI setiap bulan Ramadahan".
Langsung ke ringkasannya aja ya ^^
Sebelumnya background bunda Hilya ini adalah lulusan akademi keperawatan. Beliau setelah lulus, bekerja di suatu RS, tapi tidak dapat menikmati pekerjaannya. Katanya, beliau mengambil keperawatan karena suka dengan ilmunya (segala sesuatu yang berhubungan dengan anak). Beliau berpesan kepada akhwat semua yang hadir, niatkan kuliah bukan untuk mencari kerja, carilah ilmu. Apabila mindset mu adalah kerja untuk mengumpulkan kekayaan dunia (uang), duuhh sayang banget waktumu terbuang, yaaa walau ga terbuang-terbuang banget sih. Uang bisa didapatkan darimana saja. Pintu rezeki itu banyak, jangan hanya ketuk satu pintu saja. Rezeki itu tidak selamanya tentang kekayaan dunia, seperti nikmat sehat, nikmat makan, nikmat bersin, nikmat bersyukur, nikmat umur panjang, nikmat ilmu, dll. Ilmu keperawatan yang beliau dapatkan sekarang digunakan untuk tumbuh kembang anak-anaknya.
"Setinggi apapun pendidikanmu wahai wanita, kembalilah ke rumah. Bentuklah generasi. Jangan meninggalkan generasi yang lemah dibelakangmu" bagitu pesan beliau.
Kedudukan anak :
1. Rahmat
2. Karunia
3. Rezeki
4. Investasi sedekah jariyah
5. Aset paling berharga
Oh ya banyak orang tua yang lupa kalau salah satu hak anak yaitu pendidikan Al-Qur'an. Jangan sampai orang tua hanya memberikan kebutuhan ilmu dunia saja, tapi ilmu akhirat anak terlupakan. Kasian anak yang tidak mengetahui siapa Tuhannya, Nabinya, Kitabnya ketika telah besar. Apa jadinya hidup di dunia tanpa agama?

Cara mendidik anak untuk mencintai Al-Qur'an :
1. Sejak masih janin, kasih stimulus Al-Qur'an
perdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan ibunya langsung (sesekali bolehlah pakai mp3). Eits jangan kasih lantunan musik klasik (ex : mozart). Lah kan sama-sama membuat aktif si janin & membuatnya tenang, apa bedanya?
Beliau pernah mendapatkan ilmu langsung dari seorang dokter yang mengatakan bahwa terdapat penelitian mendengarkan musik klasik & Al-Qur'an ke janin. Hasilnya adalah memperdengarkan musik klasik akan membuat si janin aktif, tapi aktif yang lebih mengarah ke autis, sedangkan dengan memperdengarkan Al-Qur'an, si janin menjadi lebih tenang di dalam perut dan aktif juga.
Weewww pengetahuan baru nih :D

2. Membacanya
Cara yang digunakan bunda Hilya adalah semenjak si anak berumur 6 bulan, beliau membuat Flash Card yang bertuliskan huruf-huruf hijaiyah dan dilatihkan langsung ke si anak sambil mengucapkan nama hurufnya. Emang si bayi ngerti? Walau belum ngerti tapi ia cepat menangkap suara dan akan cepat disimpain di dalam memorinya. Teknik audiovisual. Sambil main-main aja dilatihnya.

3. Menghafalnya
Cara menghafalnya bisa dengan dibaca bersama-sama dengan si anak setelah itu sesekali main games sambung ayat. Seruuu kayaknya :) . Pakai Al-Qur'an yang per juz aja. Juz 1, 2, 3, dst, jadi si anak ga berat membawanya. Ga selalu anak betah menghafal dengan cara duduk selalu di tempat. Ingat, anak itu aktif.

4. Mengulang hafalannya
Bikin jadwal muraja'ah (mengulang hafalan) dan tanamkan sifat disiplin ke si anak (ibunya juga ya...)

5. Memahami Al-Qur'an
Jelaskan ayat Al-Quran yang nampak di mata dengan kejadian yang terjadi di dunia. Jadi para ibu dan calon ibu harus mengetahui ayat ini perintah untuk ini. Ex : perintah menutup aurat ada di surat al-ahzab 59, orang-orang yang boleh melihat aurat kita yaitu mahram kita ada di surat an-nur 31, dll. InsyaAllah anak akan tambah cinta dengan Al-Qur'an.

6. Mengamalkan Al-Qur'an
Apalah arti ilmu bila tidak mengamalkannya?

7. Berdakwah terhadap Al-Qur'an

Dalam suatu kesempatan aku pergi mabit di masjid Habiburrahman, Bandung dengan teman-teman. Wuuiiihh banyak banget anak-anak kecilnya yang berlarian ke sana-sini mengejar temannya. Ketika tau info dari orang tuanya, anak-anak kecil yang berlarian itu sudah bisa menghafal 1-2 juz. MasyaAllah padahal umur-umur mereka masih sekitar 2 tahun, 3 tahun. Ya Allah malu dengan anak kecil tersebut (T.T)
Kalau sudah sedari kecil anak-anak dipersiapkan bekal agamanya, menurut aku tidak akan mereka tersesat ketika sudah besarnya. Oh ya penting juga diperhatikan, ketika sedang terjadi perpindahan dari gelombag alfa ke beta (anak mulai teler/ngantuk), buru-buru setelin muratal Al-Qur'an, insyaAllah akan lebih cepat anak mengingatnya dalam memori.

Tips-tips dari bunda Hilya :
1. Keteladanan orang tua
2. Banyak berdo'a untuk anak
3. Memberi motivasi
4. Disiplin dan sabar
5. Didekatkan dengan guru yang hafidz & hafidzah
6. Banyak mendengarkan tilawah Al-Qur'an
7. Ciptakan lingkungan yang kondusif
8. Memberikan apresiasi & sanksi
9. Bertahap sesuai kemampuan anak
10. Menyediakan fasilitas, ex : mushaf
11. Beri anak makanan yang halal & thayyib (baik untuk tubuh)
12. Batasi gadget & tontonan
13. Silaturrahim ke komunitas Al-Qur'an & ulama-ulama.
Ups, kelupaan 1 hal lagi, carikan ayah yang baik agama dan akhlaknya untuk anak kita kelak ;)


Semangat membentuk keluarga yang Rabbani & Qur'ani :)