Sunday, November 30, 2014

Mengenal Laki-Laki


          "Hi, salam kenal. Boleh aku mengenalmu?" sapaku pagi ini di tanggal 1 Desember 2014. Tidak terlalu dini kan untuk mengenalmu lagi?
           Tapi kamu hanya diam tak bergeming. Sepertinya kamu tipe yang... hmmm susah ditebak.
           Oohh kamu seorang pemikir, introvert, atau tidak suka bercerita ya? Aku sok tahu.
         Untuk masuk ke duniamu, nampaknya aku harus pintar-pintar mengetuk salah satu pintu dari banyak pintu. Semoga aku tak salah mengetuk.
        "Eh antara kita mungkin nggak sih mempunyai irisan sifat?" tanyaku lagi yang saat itu telah duduk di ayunan taman dengan hiasan air mancur di depannya, dan juga kamu disampingku.
           Aaaahhh lagi-lagi kamu tak menjawabnya.
           Kamu orang yang seperti apasih?
           Pada pertanyaanku yang ke-5, kamu mulai mengeluarkan dua patah kata.
           "Kamu itu sifatnya seperti apa? Aku mau tau" bujukku kemudian.
           "Tidak tahu".
           Jawabmu singkat sekali.
          Sebegitu sulitnya mengexplore dirimu. Sepertinya tak sembarang orang kamu izinkan berenang lebih dalam ke dasar samudra kehidupanmu, menurutku. Memang, dipermukaan orang-orang melihatmu begitu penuh gelombang, tapi mereka tidak tahu betapa tenangnya kamu di kedalaman.
           Aku mulai sok tahu lagi.
           Lalu kucoba membuka pembicaraan setelah 10 menit kita sama-sama terdiam.
           "Bagaimana dengan perkembangan studimu? Baik-baik sajakah?".
        Alhamdulillah kini kamu mau menjawabnya. Memang tidak detail, hanya menjawab hal-hal yang aku tanyakan, padahal aku berharap kamu bercerita lebih. Setidaknya sudah bukan lagi sepatah atau dua patah kata yang terucap.
       Pada detik itu aku berharap kamu menanyakan balik seperti "bagaimana keadaanmu kini? Lancarkan studimu?", tapi itu hanya harapanku yang terlalu melangit. Aku tidak ingin tercipta suasana yang secanggung ini.
           Jarak dan waktu terkadang menciptakan keasingan bagi pribadi yang berbeda dunia.
          Detik selanjutnya aku menceritakan seorang teman yang berjenis kelamin sama dengamu, dan selanjutnya kamu menampakkan wajah yang tidak menyenangkan. Cemburu?

P.S = imagination is freedom :)

Wednesday, November 26, 2014

Cerpen : Laksana Mata Air di Padang Pasir (2)

           Tidak berarti kemungkinan yang kecil menutup jalan takdir-Nya kan?

           Jum'at, 5 September 2014
           Pukul 09.00

      "Hai Strada Pastorolui, kali ini kita berjodoh lagi. Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk kita bertemu kembali, tapi kali ini aku berbusana nuansa pink" ucapku di depan cermin.
        Di kamar ini aku tinggal seorang diri, terdapat dua tempat tidur kosong. Pemiliknya sudah pulang lebih awal dari kehadiranku yaitu ke Malaysia dan Egypt.

           Pukul 09.30
        Kali ini aku susuri jalan yang sama tetapi dengan nuansa yang berbeda. Begitu juga dengan waktu, waktu selalu menjanjikan kehadirannya tapi terdapat cerita yang berbeda di dalamnya. Hanya satu kali waktu akan ingkar dimana ia tidak dapat hadir kembali yaitu saat Allah memerintahkan hadirnya kiamat. Saat itu, waktu-pun terhenti.

          Pukul 10.10
         Sekarang sudah mudah untuk menemukan alamat strada pastorolui. Alhamdulillah kali ini pintu gerbangnya terbuka. Segera aku masuk. Aku mengitari sekeliling rumah tersebut, dan 5 menit kemudian ada seorang nenek keluar menghampiriku. Menurutku sudah cukup berumur tapi badannya menampakan kebugaran seorang anak muda.
         "Buna (hallo). Can you speak English?" tanyaku.
         "Buna. $((^%&(#@" jawabnya dalam bahasa Romania.
       Terkendala di bahasa. Orang Romania yang dapat berbahasa Inggris adalah kaum anak muda, untuk yang bapak-bapak atau ibu-ibu hanya beberapa yang bisa, dan kalau sudah berumur sudah dapat dipastikan tidak dapat berbahasa Inggris. Kata seorang temanku yang berasal dari Romania, anak muda di sini belajar bahasa Inggris hanya 3 tahun dan itu sudah lancar. Kebanyakan mereka belajar otodidak seperti menonton film-film Inggris dan lagu.
          Tanpa basa basi ia menggerak-gerakan tangannya seperti orang bersedekap saat shalat.
          Ooohh ia memberi isyarat untuk menanyakan 'apa aku ingin shalat'.
       Segera aku mengangguk. Kemudian ia menuntunku masuk ke dalam rumah tersebut. Sebuah ruangan yang sudah tak asing lagi aku lihat. Sebuah tempat wudhu!
           Ya, selama ini aku mencari masjid di Cluj, dan alhamdulillah Allah menuntunnya. Menemukan masjid di negara orang yang minoritas muslim itu laksana mata air di padang pasir. Begitu nikmat sekali. Setelah itu, aku diantarkan oleh nenek itu ke lantai 4.




           Kemudian aku laksanakan shalat duha dan benar-benar merasakan nikmatnya shalat di rumah Allah. Selesai shalat, aku bertemu dengan suami nenek tersebut.
            "Assalamu'alaykum" sapa sang laki-laki tua tersebut dengan fasih.
            "Wa'alaykumsalam" jawabku.
       Apa mereka berdua ini seorang muallaf romania? Alhamdulillah Yaa Allah apabila benar adanya. Sayang, ingin mengobrol banyak tapi aku tidak bisa berbahasa Romania. Langsung aku mengeluarkan gadget dan menunjukkan foto tiga orang laki-laki yang berpose di depan masjid ini kepada kakek nenek tersebut. Aku dapatkan foto itu dari seorang teman Malaysia yang dikirimkan melalui facebook. Dengan sigap nenek mengantarkan saya untuk bertemu dengan salah seorang laki-laki yang ada di foto tersebut.
            "Assalamu'alaykum" salamku dengan muka yang berseri.
            Menemukan saudara seiman di sini sungguh tak ternilai harganya.
            "Wa'alaykumsalam" jawabnya.
        "Can you speak English?" tanyaku memastikan bahwa laki-laki yang didepan saya ini bisa menjadi salah satu sumber informasi tentang Islam di Romania.
            "Yes, of course" jawabnya disertai ketawa kecil.
            "Hi, i'm Adila from Indonesia. What's your name?".
            "I'm Mahmoud from Gaza, Palestine" jawabnya dan mempersilahkan saya duduk.
            Waw dari Palestina. I'm so thankful to Allah.
         "Nice to meet you. I'm so happy finding a moslem here. I live in Strada Observatolurui for student exchange programme. How about moslem in Romania? The population" tanyaku antusias.
            "The moslem population in here is slightly".
            "Why are you live in Romania?".
           "I studied here, medical concentration in UMF. I lived here in almost 5 months so i don't know much about moslem here".
        "Hmmm i came to here two days ago, but the door locked and there's no somebody inside" tanyaku heran.
           "What time?".
           "In the afternoon".
         "I don't know why the door was locked because everyday the door was opened. But you can find other Moslem in Jumu'ah prayer now at 13.30".
           "Thanks for the information. But i have a schedule in pharmacy at 14.00".
           "By the way, is that couple a moslem? He said assalamu'alaykum to me".
          "No, they aren't. They are romanian. They come to help us to clean the mosque" klarifikasinya.
          Astagfirullah berarti aku tadi salah menjawab salamnya ya.

        (Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926))

          "I want to take some picture. I brought a flag. Would you mind to hold it for a second?" pintaku yang sedari tadi merogoh kamera di dalam tas.
              "Oke, wait a minute. I want to change my cloth".
              2 menit kemudian...
              "Hmmm how about taking a photo in fron of this mosque?" tanyaku.
              "Oke let's go".
        Ketika di luar, aku bertemu berpapasan dan berkenalan dengan seorang laki-laki lagi (saudaranya Mahmoud, dari Palestina juga). Ia kuliah juga di UMF dengan jurusan yang sama yaitu kedokteran. Masya Allah orang-orang Palestina pintar-pintar ya. Kemudian, aku meminta berduanya untuk foto dengan memegang bendera FKDF UNPAD (Forum Silaturrahim Dakwah Fakultas), sebagai bukti bahwa seorang aktivis itu bisa berprestasi juga. Walaupun banyak syuro' dan agenda-agenda kampus yang lain, saudara seiman di negara lain juga tidak terlupakan. Intinya harus bisa seimbang dunia dan akhirat. Habluminnallah, habluminannas! Begitulah Islam mengajarkan.


              "Thank you Mahmoud for your time. May I know your facebook so we can keep in touch later".
              "Yes, you can type Mahmoud Rajab".
              "Thank you. Assalamu'alaykum" pamit diriku pada mereka.
              "Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh".
              Di luar gerbang aku sempatkan untuk mengabadikan masjidnya, yang bisa dibilang lebih mirip rumah biasa yang tanpa anjing. Hampir semua rumah-rumah di sini memiliki anjing. Dog lovers.

(gerbang masjid)
               
Saatnya aku kembali ke rutinias farmasi di rumah sakit.



              Kali ini aku memilih jalan yang berbeda sekali untuk menuju rumah sakitnya. Bismillah, Allah is always be with me.
              "I dare to dream more because of You".

-fin-

Cerpen : Laksana Mata Air di Padang Pasir (1)

        2 September 2014
        Jam 22.00 waktu Romania

     Tumben sekali mata ini belum mau terpejamkan. Sepertinya bukan salah mata, tapi salah pikiranku yang kini telah melambung jauh entah kemana. Jari tangan masih sibuk mengetik kata demi kata dan lampu malam sudah siap menemaniku malam ini. Aku membuka sebuah web yang biasa digunakan orang banyak untuk bertanya atau mencari apapun. Kali ini aku membuka banyak 'new tab' untuk mempercepat pencarian.
        "arrghh kenapa ini lagi yang ditampilkan oleh si mesin pencari? iklan melulu. Aku butuh sebuah info. Waktuku sudah tak lama lagi" gerutuku.

        Pukul 22.35
        "I found it. Alhamdulillah!"
       Segera aku loncat dari tempat tidur dan mencatat alamat yang tertera pada gadget. Selain itu, aku screen captured juga agar tersimpan aman di gadget. Kita memang harus pintar menjaga apa yang sudah didapat bukan?

        3 September 2014
        Pukul 05.30

        "Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur. Eh masih jam 05.30? Hmmm subuh masih jam 06.00" mataku kini menyipit ke arah handphone di tangan kiriku.
      Sudah seharusnya sebagai seorang muslim dan bahkan agen muslim di negeri orang, hal yang pertama kali terucap adalah do'a bangun tidur. Bukankah sudah dari kecil diajarkan seperti itu? Allah masih mengembalikan ruh ke dalam jasad ini. Allah masih memberi kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk segera menebus dosa sebelum dibalas oleh Allah di akhirat kelak. Dan harusnya setiap muslim menyadari itu.
        "Masih ada waktu untuk qiyamulail (tahajud). Waktu Sunrise masih jam 07.40".

        Pukul 08.00
      "Alhamdulillah matahari sudah terbit. Aku senang matahari terbit karena dirinya-lah salah satu saksi bisu Islam pernah berjaya di Eropa. Insya Allah hal itu akan terulang lagi dan aku ingin ikut ambil andil dalam perjuangan keberjayaan Islam kembali. Semoga raga ini akan bersaksi di hadapan-Nya kelak" tak terdasarkan pipiku sudah terbentuk aliran sungai kecil.
        Setelah mandi dan berpakaian nuansa biru, aku raih kembali gadget dan membuka selembar peta besar. Peta ini diberikan oleh teman Romania sebagai pemandu untuk berjalan-jalan sendiri di kota Cluj Napoca.

        "Alhamdulillah tidak terlalu jauh jarak strada observatorului ke strada pastorolui, jarak tempat asrama aku dengan sebuah tempat yang sudah dari semalam aku cari semenjak menginjakkan kaki di negara asing ini".
        Aneh sekali Allah menakdirkan aku hingga di tempat ini. Sebuah negara yang namanya-pun baru pertama kali aku dengar untuk sebuah perjalanan jauh seorang diri. Mungkin saja aku jarang buka peta dunia. Aku yakin Allah pasti sedang mengajarkan sesuatu.

            Pukul 09.30
        Aku percepat mencari rute bis yang bisa mengantarkan aku ke strada pastrorului di mesin pencari ini. Setelah itu segera screen captured hasilnya dan bergegas pergi meninggalkan dorm untuk berpetualang seorang diri mencari tempat yang selam ini ingin aku kunjungi.

            Pukul 09.45
        Untungnya halte bis dekat sekali dari dorm aku. Hanya 10 menit berjalan kaki. Satu yang kusenangi dari negara ini adalah 'on time'. Bisnya selalu datang on time. Bismillah, aku mulai pencarian ini.
        hmmm seperti yang sudah kuduga, lagi-lagi aku jadi pusat perhatian di dalam bis. Ya sudahlah. 
        Aku pasang wajah tersenyum setulus mungkin, agar prasangka mereka selama ini ke orang muslim tidak benar adanya seperti yang diberitakan di tv kebanyakan.

        Pukul 10.00
        "ngiiiitttt...." bis berhenti di dua halte setelahnya.
        Aku turun lewat pintu depan bis. Setelah itu aku segera membuka tas dan mengambil gadget untuk melihat denah jalan yang sudah kusimpan tadi.
        "Allah i'm very sure that You are always beside me, and guide me in every single day. That's why i want to be adventurous" batinku.
        Aku susuri jalan setapak demi setapak seperti yang tertera di layar gadget hingga sekarang aku berada di persimpangan jalan. Jalanan ini begitu sepi tapi mendamaikan.
        "I'm sorry. Can you speak English?" tanyaku pada pria asing yang sedang berjalan.
        "Yes of course" jawab pria asing tersebut.
        "Do you know how to reach strada pastorolui?" aku memperlihatkan peta padanya.
       "It's close from here. Young lady, you walk there and then turn left. After you find the blue house, you can turn right" jawabnya ramah.
        Ooohhh i love this people.
        "Thank you sir. See you".

        Pukul 10.18
        Dan untuk kedua kalinya aku berada di persimpangan jalan. Aaahh i'm bad in direction!
        Sungguh nekad sekali aku ini.
     "Excuse me, can you speak English?" tanyaku pada seorang bapak tua berbaju biru tua yang sedang berdiri di depan rumahnya. Tampaknya ia ramah.
        "Yes, what's going on?" tanyanya.
        "Do you know where strada pastorului is?" tanyaku dengan muka kebingungan.
        Rumah-rumah di sini tertata sangat rapih dan lingkungan sekitar bersih. Tak kulihat ada lubang-lubang di jalanan.
      "Hmmm go straight and turn right. Then you'll find it on right side" jawabnya dengan sebuah senyuman mekar di bibirnya.
        Ooohh men, i want to live here.
        "Mulțumesc (thank you)" ku praktikan sepatah kata dari bahasa Romania.
        "Cu plăcere" jawabnya.
       Kulangkahkan lagi kaki menyusuri jalanan asing ini dan berfikir mungkin tadi artinya sama-sama (you're welcome). Kali ini jalanannya menurun. Kulihat di sisi sebelah kiri adalah nomor rumah genap dan sebelah kanan adalah nomor rumah ganjil.

         Pukul 10.45
        Perlahan-lahan aku hitung nomor rumah ganjil mulai dari nomor 1, 3, 5, 7 dan hingga akhirnya aku menemukan no 17.
        "Alhamdulillah ini benar Strada Pastorolui nr 17" teriakku dalam hati.
        Dengan bersemangat aku mecari bel, dan alhasil meskipun belnya sudah aku tekan berkali-kali tidak ada orang yang keluar untuk membukakan pintu. Ada apa di dalam? Aku ingin sekali masuk. Aku menunggu lama orang di dalam. Nomor kontak orang di dalam? Aku tidak punya. Hingga akhirnya rintik-rintik hujan yang menemani kesendirianku.
        Jalanan begitu sepi di pagi hari. Mungkin orang-orang sedang bekerja di kantor. Tak kutemukan payung di tas.Tidak ada tempat untuk berteduh. Haruskah aku pergi dan kembali lagi ke rumah ini mengingat waktuku di Cluj hanya tinggal 3 hari dan beberapa agenda farmasi dan jalan-jalan (diajak teman-teman romania).
        Kecil kemungkinan aku kembali lagi ke rumah ini.

Tuesday, November 25, 2014

Cluj Napoca 5

Bismillah...
Akhirnya punya waktu juga untuk lanjut mengisahkan perjalanan di Romania. Sampai cerita yang ini, saya baru berkunjung ke 2 kota di Romania. Masih ada lagi kota ke-3 yang akan saya kunjungi.
Silahkan disimak~

"karena setiap langkah menciptakan cerita" -dila.


Seperti biasa, setelah pulang dari kegiatan farmasi di apotek RS, saya dan Arantxa diajak oleh teman-teman Romania mengitari kota Cluj. Dibawalah kami ke pusat taman kota. Huaaaa benar2 indah banget tamannya. Ya ampuunnn beda banget sama di Jakarta. Tunggu, emang di Jakarta ada taman? hehehe... ada sih, tapi sedikit. Taman yang pernah saya kunjungi : Taman Suropati, dekat masjid Agung Sunda Kelapa (tempat saya dan mama menghabiskan waktu ngaji berdua di masjid Agung Sunda Kelapa). Masjid yang diominasi oleh orang-orang minang dan ada banyak wisata kulinernya juga loohh :D
Lagi-lagi saya lupa nama taman di Cluj ini. Susah siihh namanya. Maklum perbedaan bahasa. Nah ini foto-foto tamannya. Ini kedua kalinya saya ke taman ini, sebelumnya pas sore hari jam 19.00 waktu sana (masih terang) saya, Arantxa, dan Omnia pergi bertiga untuk melihat konser intrumental. Sugoooiii.. keren abis konsernya. Konsernya itu di tengah taman. Namanya juga konser, yaaa sampai malam sekitar jam 22.00. But i enjoyed the concert. Alhamdulillah aman di sana. Jadi pas itu ga terlalu keliatan keindahan tamannya. Dan sekarang taraaaaaa keliatan banget keindahan tamannya. Bersih banget dan dingiiinn (gerimis-gerimis romantis) :p
Heeyyy,,, there are new comers. Yeeaayy \(^.^)/
(Taman pusat kota Cluj)
Banyak burung2 pigeon di taman ini. Sayang, ga bawa makanan untuk burung2nya.
Nah ini pemandangan lain di tamannya.


Uniknya di taman ini, masyarakatnya boleh berkemah. Tendanya pun disediakan. Ga bayar. Jangka waktunya juga ga ditentuin. Itulah enaknya pemerintahnya memfasilitasi masyarakatnya. Salah satu syaratnya : kebersihan tetap dijaga. 
(konser instrumen)

(depan gedung putih : tempat konser instrumennya)
(bersama teman2 Romania di depan gedung putih)

(ini tempat konser instrumennya, depan gedung putih yang di foto atas)

(ini kondisi di belakang gedung putihnya)
(how cuuutteeee it is. Danau)

(hi, ducky!)

Tadinya saya mau nyoba naik perahu bebek-bebekan, tapiiiii ternyata mahal. Jadi itu adalah danau buatan (gile, danau buatan bisa seindah itu. Luas lagi). Pas foto sama teman2 bule diatas, saya (eh bukan. Maksudnya tongsis saya) jadi pusat perhatian. Orang yang berlalu lalang merhatiin tongsisnya. Saya kenalkan ke mereka kalau ini 'stick'. Di Eropa belum ada tongsis. Bagus niihh kalau mau bisnis tongsis di Eropa. Coba aja!
Setelah lumayan lama jalan-jalan di taman, teman2 romania ngajak kami ke suatu tempat. Tempat dimana raja Inggris memberikan hadiah untuk kota Cluj, Romania. Let's see the presents :D
Oya sebelumnya, selagi menyusuri jalan di taman itu, aku kita berhenti untuk beli makanan, called Langos.
Kata Arantxa yang dari Spanyol, di sana ada juga Langos dan memang banyak disukai oleh orang-orang Eropa. Cihuuyyy berasa jadi orang Eropa :D
Untuk harganya ga terlalu mahal. Standar laaahh~ tapi lupa harga pastinya berapa.

(cara pembuatannya, pakai arang)

(let's eat it!)
Hmmm mau tau rasanya?
Rasanya (yang kayak saya pegang : Langos) itu kayak apa ya dibilangnya. Pokoknya ada cream2 gitu yang terbuat dari telor, ada kejunya, dan si rotinya itu. Rotinya sih yang beda rasanya. Psssttt masih berasa loh sampai sekarang rasanya di mulut :9
Kalo rasa yang lagi atas arang itu (Kalacs) : manis -icip2 punya teman. Saya lebih suka langos.

Yuukk lanjut lagi...
Sampailah di Inggris #eh

(akhirnya bisa foto beneran sama 'telephone')
Telephone merah ini salah satu icon terkenal negara Inggris. Ga ada edit photoshop loh ya. Beneran telephone :D . Tinggi juga ternyata...
(wooden shoe)
(Arantxa bela2in masuk ke dalam sepatunya. Hahaha)

(Inilah kami! Full team!)
Ada 2 teman baru di foto ini : yang laki2 (no 1 dari kiri : Jeremy Marechal. Ya iyalah cuma cowok sendiri) dan yang perempuan (no 3 dari kiri : Nanes Madalina). Jeremy asalnya dari France dan Nanes dari Romania di kota Brasov.
Nanes ini baru pulang pertukaran pelajar dari France, dan esoknya dia langsung guide kami. Baiknyaaa~
Oh ya, orang Eropa Timur ga se-strict (keras) yang dibayangin loohh. Mereka baik-baik semua. Kalo ramahnya hmmm masih ramahan orang Indonesia. Sering saya ditawarin makanan sama teman2 di sini. Baik banget lah pokoknya. Tapi saya ga tau kalo orang Eropa Barat kayak gitu juga apa nggak. Nantilah sama suami berkunjung ke Eropa Barat. Huehehehe..... *aamiin

Ga selesai di situ aja perjalanan aku dan Arantxa. Kami dibawa lagi jalan2 ke Theatre terkenal di Cuj. Sayang ga bisa masuk ke dalamnya karena lagi ada acara di Theatre tersebut :(
Tapi pas searching2 di google, dalam theatre nya itu waaaaahhh banget! Macem di film2.
Arantxa itu yang di sebelah aku (yang rambut panjang).
(foto di depan theatrenya)

(Univ UMF pertama untuk FK n Farmasi)
Tapi sekarang dipindahin gedungnya ke gedung yang baru (ada di postingan yang judulnya Farmacie in die Cluj).
Habis itu pergi ke museum lukisan. Uniknya museumnya ini di dalam benteng pertahanan zaman dulu)
(di dalam benteng, itu jalan yang biasa saya lalui)
(lukisan-lukisan di dalam benteng)




(Baba Novac, pahlawan dari Hungaria)
Saya juga dikenalin ke seorang teman Hungaria (laki2). Hungaria itu berbatasan dekat banget sama Romania, cuman wilayah Hungaria emang kecil.
(w/ Eduard Tokes)
Nanti kalo mau ke Hungaria bisa calling2an sama teman yang satu itu :D
Yang pasti siap sedia visa Schengen.
Welcome Europe!
I'll come to you (again) soon...

Sunday, November 23, 2014

Cerpen : Refleksi Jiwa di Istana Surgawi

Refleksi Jiwa di Istana Surgawi
(Lomba SPOT di BILQIS 5)

“greeekkk…” ku buka kain gorden berwarna hijau muda. Pantulan sinar matahari menghambur ke segala penjuru ruangan.
Hi, Aran. Good morning. Did you have a good sleep?” sapaku pada teman sekamar yang baru kukenal satu minggu yang lalu.
Saat itu kami bertemu di sebuah asrama mahasiswa berlokasi di Strada Observatorului, Cluj Napoca. Aran berasal dari Spanyol. Ia datang ke asrama dengan tidak membawa tas koper. Aku dibuat aneh olehnya. Setelah perkenalan yang singkat dan hangat, ternyata aku ketahui bahwa kopernya terbawa ke Barcelona. Bisakah kau bayangkan tinggal di suatu kota yang baru tanpa barang-barang pribadi di dekatmu? Semenjak cerita kejadian koper itulah hubungan pertemanan kami semakin akrab, hingga sang waktulah yang kini telah membawa kami ke kota Brasov, Transylvania-kota legenda Dracula berasal.
Morning, Anni. Yes, of course. I fell better this morning”.
I’ll take a shower first. Is it okay? tanyaku pada Aran.
Sure. I have enough time to clean myself because it’s 6 o’clock”.
Setiap pagi dengan suhu 7oC aku selalu bangun lebih awal daripadanya karena aku harus melaksanakan kewajiban kepada Allah, shalat subuh. Sungguh berbeda rasanya menunaikan shalat di negara yang jauh dari peradaban Islam. Tepatnya tidak ada adzan di sini. Sungguh asing rasanya. Aku sangat merindukan suara adzan.
15 menit kemudian.
I done. Your turn”.
Kini penampilanku telah berubah menjadi nuansa ungu. Baju ungu, kerudung ungu, dan rok hitam dengan gambar rangkaian bunga menghiasinya, menambah elegant bagi orang yang melihatnya. Tak lupa aku sematkan pin putih bermutiara di bahu kiri dan memakai sebuah jaket berwarna hijau lumut.
Ok. I’ll go in rush. Hmm… Lina will come to here at 7 o’clock. Be ready”.
Lina adalah gadis asli Romania dan ia tinggal di kota Cluj Napoca. Ia bersedia menjadi guide kami selama di kota legenda Dracula ini. Tidak memerlukan banyak waktu untuk berteman akrab dengan Lina, ini karena sifatnya yang ramah, ciri khas orang Eropa Timur.
Pukul 06.50
Hello everybody. How about your sleep tonight? Are you ready to visit Castelul Palace?” sapaan ramah dari Lina kepada kami berdua.
Kami bertiga menuju stasiun kereta api untuk mencapai Castelul Palace, sebuah istana terindah di Romania. Jarak tempuhnya adalah sekitar 60 KM. Rel kereta api ini membelah pegunungan Carphatian. Banyak sekali pohon cemara yang tumbuh. Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi sebuah istana. Rasa penasaran menyelimutiku sejak membuka mata. Perjalanan ini aku maknai seperti tadabbur dan tafakur alam. Masya Allah.
Pukul 08.30
Here we are. Can you see the palace? There…there...” tanya Lina ke kami berdua dengan menunjuk arah yang dimaksud.
Setibanya di taman istana, kami bertiga mengantri untuk mengikuti palace tour. Lihatlah, aku akan masuk ke dalam istana dan akan merasakan menjadi seorang putri kerajaan selama 2,5 jam. Sebuah istana dengan luas 3200 m2 dan mempunyai lebih dari 170 ruangan. Siapapun yang masuk ke dalamnya akan terlihat takjub dengan segala kemegahan istana. Aku seperti sedang berada di negeri dongeng, mungkin seperti Cinderella. Segalanya berlapiskan emas, ukiran-ukiran mewah, barang-barang kerajaan yang didatangi langsung dari negara-negara Eropa seperti Jerman, Turki, Perancis, Belanda, dan lain-lain. Selain itu, terdapat banyak pintu rahasia yang dapat tembus dari suatu ruangan ke ruangan lain dengan menekan atau menggeser barang tertentu untuk membukanya. Lengkap sudah aku merasakan tenggelam dalam surga duniawi.
Pukul 11.00. Tur selesai.
“Lina, Aran, sorry I need a little time to be alone in that garden sitting on the bench. See you”.
Kini langkah kakiku semakin cepat menuju kursi di tengah taman istana. Duduk sendiri, menghindar dari keramaian turis-turis. Ada sebuah rasa yang tanpa izin masuk ke dalam hatiku saat ini.
Allah menjanjikan kepada orang-orang mu'min, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah kemenangan yang agung” (At-Taubah : 72).
Tanpa sadar kini air mataku jatuh seperti rintik hujan yang malu-malu menyapa bumi untuk kesekian kalinya. Aku sedang memaknai kehidupan.
“Tidak akan Yaa Allah. Tidak akan kutukarkan kenikmatan akhirat dengan kemewahan dunia. I can feel You, Yaa Rabb. You have promised me that two raka’ats in Fajr are better than the world and everything in it (HR. Muslim no. 725)”.
 Engkau telah mempermudah dan mengizinkan hamba-hamba-Mu yang hina dina ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada sebuah istana seperti di depan mataku yaitu mendapatkan dunia dan seisinya, tapi mengapa kami kufur nikmat-Mu?
 “Allah, one thing I know most is You are the reason I live for”.
dan titik akhir perjalanan ini selalu bermuara kepada-Mu.


-fin-

written by

Adila Raihannisa
UNPAD






Saturday, November 22, 2014

(selingan) Jilbab Traveler, why not?

Tertanggal 22 November 2014 kemarin, pelaksanaan BILQIS yang ke-5 dimulai. Bertemakan 'Jilbab Extraordinary Traveler (JET). Keren semua panitia. All of you did well, very well.
Saya tau rasanya ga mudah mengadakan sebuah acara seperti itu, karena saya mengalaminya juga di BILQIS 4 :D
Proud of you lah pokoknya!!!

Saat datang ke PSBJ UNPAD, disambut dengan panitia meja registrasi.
"udah dimulai acaranya?"
"baru dimulai teh" kata panitia.
"ooohh alhamdulillah"
"teteh namanya siapa?" tanya panitia yang mulai mencari puzzle huruf
"adila. Emang ada apa?"
"sini teh photo booth dulu. Pegang ini ya teh"
Mereka memberikan sebuah karton duplex tebal yang telah berjajar rapih nama saya di sana.
Jadilah hasilnya seperti ini.
Oooohh berbentuk passport toohh... Kreatifnyaaa~
Selain itu ada pake balon-balon juga. Rainbow balloons. Alhasil yaaa jadi narsis deh :p
Panitia mancing-mancing siiihh *alesan

Ga cukup sekali ternyata (baca : ketagihan)

Selain itu juga acara ini mengundang tim dari Indonesia Mengajar (dikirim ke pelosok-pelosok Indonesia seperti Bima), Asma Nadia yang udah melancong ke 59 negara (solo traveler), dan Lisa Namori (pembawa acara Travelleza).
Mbak Asma banyak menceritakan pengalaman ia bisa sampai seperti sekarang. Menginspirasi sekali pembicara yang satu ini, sampai-sampai dikasih penambahan waktu sama panitia karena request-an peserta.



Terus saya beli novelnya yang judulnya "Assalamualaikum Beijing" yanga akan segera hadir di bioskop 30 Desember 2014. Semoga saya bisa menciptakan jejak-jejak perjalanan seperti mbak Asma. Aamiin.
(sekalian dapat ttd penulisnya langsung)

She left a message. Can you read it? 'Semoga Cinta Menemukanmu' #aaiisshhh
Para panitia yang bantuin untuk baca tulisannya jadi histeris setalah rangakaian katanya terbaca.
"teteeehhh pas banget bwt teteh".
Cepat-cepat saya tutup bukunya dan lari masuk ke dalam gedung *ngacir

Ini model kerudungnya dikreasiin sendiri. Ga ngeliat video2 tutorial di youtube. Simpel kan? Cuma butuh 2 peniti dan 1 bros aja. Itu kerudungnya di double 2 biar ga menerawang. Emang situ mau diterawang sama orang yang lalu lalang? Terus kok bisa tetap panjang? Bisa dong :D
Kerudung panjang itu biar ga sembarang orang 'menikmati' keindahan kita.
Yuukk perempuan, perbaiki lagi kerudungnya. Kerudungmu adalah untuk menjagamu.
Wahai para kaum remaja perempuan, kalian telah terhipnotis dengan kata-kata orang Barat: "Beauty is pain" (harus wax, pakai kontak lens, sedot lemak, dll). 
Big NO! 
Islam mengajarkan ke kita bahwa "Beauty is not pain, it's simple". Prove it.
Lebih percaya kata mereka apa ke Penciptamu?

Tibalah saat-saat yang dinantikan yaitu pengumuman lomba cerpen. Dagdigdug...
Dimulai dari juara ke-2, yaitu peserta dari UPI *applause
Selanjutnya juara ke-1,,, (zero expectation) *sambil nyalin catatan teman sebelah.


Eeehh saya menang? Ga mungkin kayaknya. Eh tapi kok nama saya yang kepampang di layar depan?
Coba saya eja lagi hurufnya.
Benar.
Maju nih? Ga usah laaahh *tapi disuruh maju sama mc

Saya diminta untuk menceritakan isi dari cerpennya. Sambil gemetaran saya mulai berbagi pengalaman dengan suara yang ikut gemetar juga tapi saya berusaha stabilkan biar jelas penyampaiannya.

"Alhamdulillah ga nyangka bisa menang. Beneran ini juara 1? Jujur, saya bikin cerpennya dadakan. Jadi saya menuangkan sebuah hikmah perjalanan yang memorable banget. 2 bulan kemarin saya baru pulang dari Romania. Di sana, saya berkunjung ke sebuah istana yang terindah di Romania, namanya Castelul Palace. Saya ikut tur di dalam palace itu dengan didampingi sama guide selama 2,5 jam. Semua interiornya terbuat dari emas dan tinggi bangunannya berpuluh-puluh meter. Lebih tinggi dari bangunan PSBJ ini. Rasanya kayak hidup di film disney, mungkin Cinderella. Selesai tur itu, saya menangis. Saya terhentak dengan balasan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang menunaikan shalat 2 rakaat qabliyah subuh : mendapatkan dunia dan seisinya. Dan istana yang didepan saya ini masih secuil dari dunia, apalagi isinya. Ooohh Allah Engkau buktikan bahwa Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Semoga akhir perjalanan saya selalu bermuara kepada-Nya".

(penyerahan hadiah oleh korwat Farmasi)

(oleh-oleh dari acara BILQIS)

Yaaakkk sekian cerita di tanggal 22 November 2014 kemarin.
Mari diakhiri dengan hamdalah.
"alhamdulillah"