Tidak berarti kemungkinan yang kecil menutup jalan takdir-Nya kan?
Jum'at, 5 September 2014
Pukul 09.00
"Hai Strada Pastorolui, kali ini kita berjodoh lagi. Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk kita bertemu kembali, tapi kali ini aku berbusana nuansa pink" ucapku di depan cermin.
Di kamar ini aku tinggal seorang diri, terdapat dua tempat tidur kosong. Pemiliknya sudah pulang lebih awal dari kehadiranku yaitu ke Malaysia dan Egypt.
Pukul 09.30
Kali ini aku susuri jalan yang sama tetapi dengan nuansa yang berbeda. Begitu juga dengan waktu, waktu selalu menjanjikan kehadirannya tapi terdapat cerita yang berbeda di dalamnya. Hanya satu kali waktu akan ingkar dimana ia tidak dapat hadir kembali yaitu saat Allah memerintahkan hadirnya kiamat. Saat itu, waktu-pun terhenti.
Pukul 10.10
Sekarang sudah mudah untuk menemukan alamat strada pastorolui. Alhamdulillah kali ini pintu gerbangnya terbuka. Segera aku masuk. Aku mengitari sekeliling rumah tersebut, dan 5 menit kemudian ada seorang nenek keluar menghampiriku. Menurutku sudah cukup berumur tapi badannya menampakan kebugaran seorang anak muda.
"Buna (hallo). Can you speak English?" tanyaku.
"Buna. $((^%&(#@" jawabnya dalam bahasa Romania.
Terkendala di bahasa. Orang Romania yang dapat berbahasa Inggris adalah kaum anak muda, untuk yang bapak-bapak atau ibu-ibu hanya beberapa yang bisa, dan kalau sudah berumur sudah dapat dipastikan tidak dapat berbahasa Inggris. Kata seorang temanku yang berasal dari Romania, anak muda di sini belajar bahasa Inggris hanya 3 tahun dan itu sudah lancar. Kebanyakan mereka belajar otodidak seperti menonton film-film Inggris dan lagu.
Tanpa basa basi ia menggerak-gerakan tangannya seperti orang bersedekap saat shalat.
Ooohh ia memberi isyarat untuk menanyakan 'apa aku ingin shalat'.
Segera aku mengangguk. Kemudian ia menuntunku masuk ke dalam rumah tersebut. Sebuah ruangan yang sudah tak asing lagi aku lihat. Sebuah tempat wudhu!
Ya, selama ini aku mencari masjid di Cluj, dan alhamdulillah Allah menuntunnya. Menemukan masjid di negara orang yang minoritas muslim itu laksana mata air di padang pasir. Begitu nikmat sekali. Setelah itu, aku diantarkan oleh nenek itu ke lantai 4.
Kemudian aku laksanakan shalat duha dan benar-benar merasakan nikmatnya shalat di rumah Allah. Selesai shalat, aku bertemu dengan suami nenek tersebut.
"Assalamu'alaykum" sapa sang laki-laki tua tersebut dengan fasih.
"Wa'alaykumsalam" jawabku.
Apa mereka berdua ini seorang muallaf romania? Alhamdulillah Yaa Allah apabila benar adanya. Sayang, ingin mengobrol banyak tapi aku tidak bisa berbahasa Romania. Langsung aku mengeluarkan gadget dan menunjukkan foto tiga orang laki-laki yang berpose di depan masjid ini kepada kakek nenek tersebut. Aku dapatkan foto itu dari seorang teman Malaysia yang dikirimkan melalui facebook. Dengan sigap nenek mengantarkan saya untuk bertemu dengan salah seorang laki-laki yang ada di foto tersebut.
"Assalamu'alaykum" salamku dengan muka yang berseri.
Menemukan saudara seiman di sini sungguh tak ternilai harganya.
"Wa'alaykumsalam" jawabnya.
"Can you speak English?" tanyaku memastikan bahwa laki-laki yang didepan saya ini bisa menjadi salah satu sumber informasi tentang Islam di Romania.
"Yes, of course" jawabnya disertai ketawa kecil.
"Hi, i'm Adila from Indonesia. What's your name?".
"I'm Mahmoud from Gaza, Palestine" jawabnya dan mempersilahkan saya duduk.
Waw dari Palestina. I'm so thankful to Allah.
"Nice to meet you. I'm so happy finding a moslem here. I live in Strada Observatolurui for student exchange programme. How about moslem in Romania? The population" tanyaku antusias.
"The moslem population in here is slightly".
"Why are you live in Romania?".
"I studied here, medical concentration in UMF. I lived here in almost 5 months so i don't know much about moslem here".
"Hmmm i came to here two days ago, but the door locked and there's no somebody inside" tanyaku heran.
"What time?".
"In the afternoon".
"I don't know why the door was locked because everyday the door was opened. But you can find other Moslem in Jumu'ah prayer now at 13.30".
"Thanks for the information. But i have a schedule in pharmacy at 14.00".
"By the way, is that couple a moslem? He said assalamu'alaykum to me".
"No, they aren't. They are romanian. They come to help us to clean the mosque" klarifikasinya.
Astagfirullah berarti aku tadi salah menjawab salamnya ya.
(Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926))
"I want to take some picture. I brought a flag. Would you mind to hold it for a second?" pintaku yang sedari tadi merogoh kamera di dalam tas.
"Oke, wait a minute. I want to change my cloth".
2 menit kemudian...
"Hmmm how about taking a photo in fron of this mosque?" tanyaku.
"Oke let's go".
Ketika di luar, aku bertemu berpapasan dan berkenalan dengan seorang laki-laki lagi (saudaranya Mahmoud, dari Palestina juga). Ia kuliah juga di UMF dengan jurusan yang sama yaitu kedokteran. Masya Allah orang-orang Palestina pintar-pintar ya. Kemudian, aku meminta berduanya untuk foto dengan memegang bendera FKDF UNPAD (Forum Silaturrahim Dakwah Fakultas), sebagai bukti bahwa seorang aktivis itu bisa berprestasi juga. Walaupun banyak syuro' dan agenda-agenda kampus yang lain, saudara seiman di negara lain juga tidak terlupakan. Intinya harus bisa seimbang dunia dan akhirat. Habluminnallah, habluminannas! Begitulah Islam mengajarkan.
"Thank you Mahmoud for your time. May I know your facebook so we can keep in touch later".
"Yes, you can type Mahmoud Rajab".
"Thank you. Assalamu'alaykum" pamit diriku pada mereka.
"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh".
Di luar gerbang aku sempatkan untuk mengabadikan masjidnya, yang bisa dibilang lebih mirip rumah biasa yang tanpa anjing. Hampir semua rumah-rumah di sini memiliki anjing. Dog lovers.
(gerbang masjid)
Saatnya aku kembali ke rutinias farmasi di rumah sakit.
Kali ini aku memilih jalan yang berbeda sekali untuk menuju rumah sakitnya. Bismillah, Allah is always be with me.
"I dare to dream more because of You".
-fin-