(beberapa koleksi buku di kamar)
"A dream written down with a date becomes a goal"
Selama di dunia perkuliahan, alhamdullillah saya berteman akrab dengan buku-buku. Buku bacaan dan novel sudah seperti teman (hidup). Kamar kosan sudah seperti perpustakaan, dan teman-teman yang kadang bertamu ke kamar suka meminjam beberapa koleksi buku saya. Entah itu ketika sedang tidak ada jadwal kuliah, saat hari kejepit, atau saat mereka sedang bagus mood membacanya. Sejak dahulu saya terhipnotis dengan ungkapan-ungkapan yang terdapat pada beberapa buku seperti buku Al-Hikam (Ibnu 'Athaillah) & Jalan Cinta Para Pejuang (Ust. Salim A Fillah). Salah satu isinya seperti ini :
"Pertemuan antara kehendakmu dan kehendak-Nya bagaikan angin yang membatasi busur panahmu dengan sasaran. Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja angin 'membelokkan' busurumu ke arah yang lain. Tugasmu hanyalah memfokuskan perhatianmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil 'membidik' tepat sasaran. Selanjutnya, biarkan ketentuan-Nya yang bermain"
(Al-Hikam)
Hal lain yang benar-benar saya coba praktikan sehabis membaca buku karangan Ust. Salim adalah seperti di bawah ini :
"Sematkan saja sebuah tanggal padanya. Karena
cita-cita adalah mimpi yang bertanggal. Cita-cita adalah mimpi yang kita
tentukan waktu mewujudakannya. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. Mari
berikhtiar sekuat jiwa dan raga, kita tunaikan kewajiban-kewajiban untuk menghubungkan
diri dengan-Nya. Kita genapkan sunnah-sunnah untuk mengambil cinta-Nya"
(Jalan Cinta Para Pejuang)
Dari buku-buku tersebut, terbesit di diri saya (tahun 2012, umur 19 tahun) untuk menargetkan tahun menikah, yaitu di tahun 2014 (umur 21 tahun). Saat itu sepertinya saya masih bingung apakah niat menikah itu termasuk kategori "INGIN" atau "BUTUH" untuk saya. Hati-hati loh, beda antara keinginan dan kebutuhan. Ingin belum tentu butuh, dan ingin itu mungkin hanya berlangsung sebentar saja, hanya perasaan sesaat, dan mungkin didorong karena nafsu, tapi kalau butuh beda lagi. Butuh mempunyai arti kamu memang sudah memerlukan, dan merasa harus segera dipenuhi, seperti kita manusia butuh udara untuk bernafas, makanan untuk menghasilkan energi, dll. Kebutuhan itu lebih tinggi tingkatannya daripada hanya sekedar ingin.
Sekarang coba tanya ke diri, menikah bagi diri sendiri termasuk ke kategori "ingin" atau "butuh"?
Rasanya di umur 19 tahun saya baru tersadar bahwa niat itu masih dalam kategori ingin. Namanya juga remaja yang masih mencari jati diri. Hehehe....
Jika saya mempunyai targetan untuk bisa segera menikah, maka saya siapkan sedini mungkin ilmu-ilmunya dari lingkungan sekitar : hadir dalam majelis ilmu, wawancara langsung ke senior-senior yang sudah menggenap lebih dulu, baca buku seputar cara memilih pasangan (hidup), hak dan kewajiban pasutri, dll. Saat semester 6 di bangku kuliah S1, saya coba ikut acara SPN (Sekolah Pra-Nikah) Salman ITB. Biayanya saat itu 400.000 untuk 8x pertemuan di setiap minggunya (weekend). Jadi total lama SPN adalah selama 2 bulan. Uangnya darimana?
Alhamdulillah uangnya dari penghasilan saya sendiri (bisnis). Untuk masalah ini, saya mengikutinya diam-diam. Ga bilang-bilang ke orang tua apalagi teman-teman, tapi ada deh saya cerita ke 1 orang teman dekat saya. Mengikuti SPN ini adalah bentuk keseriusan saya dalam berikhtiar.
Jadi, sudah sejauh mana ikhtiarmu untuk menjemput si dia?
"Azzam (keinginan yang kuat) harus disertai dengan ikhtiar, do'a, dan tawakal"
Apakah ilmu saja cukup untuk menjemput jodoh? BIG NO!
Nah ini kiat-kiat menjemput jodoh (yang saya lakukan) :
1. Bertaubat kepada Allah
Kenapa bertaubat terlebih dahulu? Sebagai manusia tentu tidak luput dari dosa dan kesalahan-kesalahan. Apa salahnya memulai sesuatu yang baik (menikah) dari sebuah pertaubatan? Bertaubat berarti mengakui bahwa kita lemah di hadapan Allah bak butiran debu. Menangislah sejadi-jadinya di saat engkau bermunjat kepada-Nya di 1/3 malam. Lepaskanlah beban yang engkau rasakan dengan banyak bercerita kepada-Nya.
2. Meluruskan niat
Jangan memulai dengan sesuatu yang Allah benci dan murkai jika ingin kelangsungan kehidupan yang berkah.
Ingatlah hadist arbain pertama ini :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan".
Mari luruskan niat Lillahita'ala (karena Allah).
3. Perbaiki diri
Harus ada perbaikan diri jika mau jodoh yang special (pake telor :D ). Setelah menikah, saya baru percaya bahwa memang benar jika jodohmu sesuai dengan kualitas dirimu. Mau cepat tahu seperti apa jodohmu kelak? Cepatlah bercermin, di sana engkau akan melihat gambaran jodohmu.
Oh ya, pernah saya baca dalam sebuah buku bahwa gambaran jodoh seperti ini.
Dalam rapot terdapat pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, kesenian, dst. Lalu ibaratkan :
Matematika = Nasab
Bahasa Indonesia = Kecantikan/ ketampanan
Bahasa Inggris = Ke-shalih/ah-annya
Kesenian = Harta
Allah menjodohkan mereka (A & B) yang mempunyai kualitas yang sama. Kualitas diri = total nilai rata-rata rapot si A dan B.
A & B masing-masing mendapatkan total nilai rata-rata yang sama, tapi PASTI berbeda bobot nilai masing-masing untuk pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan kesenian. Ada yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi dan lebih rendah untuk masing-masing pelajaran, tapi seimbang untuk nilai akhirnya.
Begiculah cara mudah memahaminya~
4. Berdoa kepada Allah secara mendetail
Yup, kalau berdoa dan meminta ke Allah harus mendetail termasuk meminta teman (hidup). Kadang saya meminta ke Allah ingin yang begini dan begitu, tapi selalu di akhir perbincangan dengan Allah saya ucapkan : "Ya Allah minta suami yang shalih, baik akhlaknya, yang mencintai-Mu dan mencintai Rasul-Mu. Dan semoga hamba-pun juga begitu. Eh tapi terserah Allah aja, yang penting Engkau ridha."
(silahkan kalau mau mengikuti doa seperti yang saya panjatkan).
"Ingat, ridha Allah di atas segalanya"
Jangan bosan juga untuk mendoakan jodohmu dan dirimu sendiri. Panjatkan doa di waktu-waktu yang mustajab : selesai shalat wajib, diantara selesai adzan dan iqamah, di 1/3 malam setelah shalat tahajud, ketika hendak berbuka puasa, saat hujan turun, dll. Kita tidak pernah tau di waktu yang mana Allah mengabulkan doa kita, ya kan?
Keep praying
5. Teliti dalam memilih pasangan
A. Bagi akhwat (wanita), kita sudah diberi panduan di Islam untuk memilih pasangan hidup. Coba simak hadist ini :
“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi no. 1084, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Al-Irwa’ no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022).
Jadi, untuk para akhwat (wanita) pilihlah ikhwan (pria) yang agama dan akhlaknya baik, insyaAllah selebihnya baik. Tidak usah terlalu banyak kriteria ke-duniawi-an. Kalau Allah kasih lebih dari doa yang kamu panjatkan, berarti itu bonus dari Allah ^^
B. Bagi para ikhwan (pria), Islam pun juga sudah memberikan panduan untuk mencari separuh agama-mu. Coba simak hadist berikut :
"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung. (Dikutip dari kitab mukhtar al-hadits an-nabawi hal 63 no 21).
It's only a matter of time
6. Ikhtiar di jalan yang Allah ridhai
Maksdunya di jalan yang Allah ridhai seperti apa?
Yaaa apalagi kalau bukan dengan TIDAK PACARAN, Jemputlah ia dengan cara yang terhormat :
a. Ta'aruf
=> perkenalan dengan niat serius ingin nikah, bukan niat ingin main-main atau iseng-isengan!
b. Nadzar
=> melihat rupa calon.
c. Khitbah
=> meminang calon. Jika wanita sudah dipinang oleh seorang pria, tidak boleh ia menerima pinangan dari pria lain. Hati-hati di tahap ini buanyaaakkkk godaannya. Rasaian aja sendiri. Teruslah melakukan shalat istikharah hingga hari akad tiba!
d. Akad dan walimah
=> apalagi yang ditunggu dari seorang wanita selain kepastian? Bukan begitu wanita? Jika sudah sampai di tahap ini silahkan rasakan bahagianya merayakan cinta :)
"Ternyata ta'aruf dalam Islam lebih romantis daripada drama korea"
-bersambung-
No comments:
Post a Comment