Kau tau bagaimana rasanya sepi?
Kesepian dalam keramaian.
Merasa sepi diantara berjuta orang.
Ku tak ingin sepi menghampiri
Tapi, mengapa justru aku yang membuat sepi?
Aku benci sepi.
Ada rasa hilang dan hampa di diri.
Banyak kehadiran orang di bumi.
Tapi, mengapa aku seolah tak berdaya selama ini?
Cepatlah pergi sepi.
Jangan datang kembali.
Lalu ku dekati Ia.
Ya, aku tau bahwa sepi hadir karena aku tak pintar menjaga
diri.
Menganggap seolah semua tetap baik-baik saja walau berjarak
dengan-Nya.
Aaahh apa yang aku pikirkan saat ini?
Tapi semua berbeda.
Kini sepi telah lelah menghampiri karena kehadiran-Mu selalu
di sini.
*itu sepenggal rasa yang saya rasakan ketika di negara asing tersebut. Minoritasnya muslim di sana, sedikit sekali masjid di sana, adzan tiada, shalat-pun munfarid (sendiri, tidak berjama'ah). Pokoknya sepi dan hampa kalau tidak bisa menjaga iman. Saya dapati kenyamanan yang lebih ketika kembali ke Indonesia. Berkumpul dengan orang-orang shalehah. Sungguh nikmat persaudaraan seiman :)
Ukhtuna, ana uhibbukum fillah
No comments:
Post a Comment