Semua manusia punya ingin, tapi terkadang "ingin" hanya sebatas ingin saja. Mereka lupa bahwa diperlukan ikhtiar untuk mebuat ingin menjadi wujud yang nyata. Transformasi ingin untuk menjadi nyata terkadang ada campur tangan Allah dan syaithan di dalamnya. Loh kenapa bisa?
Hmmmm mungkin lebih banyak godaan syaithan untuk menggoyahkan keyakinan dalam mewujudkan ingin. Syaithan akan istiqamah menggoda, waspada dan hati-hati !
Ingat, syaithan tidak suka manusia berada dalam keataatan kepada Rabbn-nya. Kembali ke topik tulisan : S2 atau nikah?
Ketika menulis ini, saya teringat sebuah iklan di tv yang mengangkat tema S2 atau nikah, dan di akhir iklan tersebut si wanita lebih memilih S2 dulu, setelah itu menikah.
"Jangan sampai dua kebaikan saling meniadakan" -Dila
Hmmm menurut pendapat pribadi saya, kesimpulan tersebut tidak tepat. Seharusnya wanita tersebut lebih memilih tawakal kepada Allah, bukan menarik kesimpulan dari pikirannya semata. Harus ada campur tangan-Nya karena Allah Yang Maha Tahu segala yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Pikiran manusia itu terbatas, sedangkan rencana Allah diluar batas ciptaan-Nya. Ya kan?
Jadi, S2 atau nikah dulu?
"Selama kamu percaya dan yakin pada-Nya, hidupmu akan baik-baik saja" -Dila
Saya kala itu di sepanjang tahun 2016, tetap berdoa kepada Allah untuk dipilihkan pilihan yang terbaik. Mungkin jawaban dari Allah akan seperti ini :
1. S2 dulu
2. Nikah dulu
3. Keduanya sekaligus : S2 dan nikah
Sesekali saya meminta kepada-Nya kalau bisa Ia berikan pilihan yang no 3, dengan catataan saya menyandingkan doa agar dapat dimampukan menjalani keduanya : S2 dan nikah. Emang yakin bisa?
Yaaa saya pun tak tahu jawabannya, tapi saat itu saya yakin bahwa Allah akan memberikan amanah bagi hamba-Nya yang siap, untuk masalah mampu atau tidak, saya terus berdoa agar dapat dimampukan. Kalau ternyata Ia lebih memilih nikah atau S2 terlebih dahulu, saya sudah siap ikhlas terhadap pilihan-Nya.
Di pertengahan tahun 2016 Allah menjawab doa saya untuk melanjutkan kuliah, dan di penghujung 2016, Allah memberikan lagi jawaban atas pinta saya untuk menikah. Jaraknya begitu dekat yaitu 5 bulan semenjak perkenalan (ta'aruf) pertama. Setelah menikah, akan lahirlah ta'aruf-ta'aruf berikutnya.
"Menikah itu adalah proses ta'aruf sepanjang hayat" -Ust. Salim A Fillah
Dan kau hadir merubah segalanyaMenjadi lebih indahKau bawa cintaku setinggi angkasaMembuatku merasa sempurnaDan membuatku utuh tuk menjalani hidupBerdua denganmu selama-lamanyaKaulah yang terbaik untukku
"I believe that I received everything what I needed, not I wanted.Allah knows me better than myself"-Dila
Oh ya, tanggal 4, 5, dan 6 Januari 2017, saya pre-course MBA ITB di Cikole, Lembang. Suatu waktu, ada sesi perkenalan diri perkelompok. Saya dengan gembira mengumumkan bahwa saya sudah menikah, dan do you know what happened next?
Teman-teman sekelompok pada kaget. Langsung saja saya diwawancarai bak artis karena saya menikah dengan jalan ta'aruf-khitbah-akad :
1. Kapan nikahnya teh?
2. Kenal berapa lama?
3. Apa itu ta'aruf? Gimana prosesnya?
4. Kok cepat banget 5 bulan?
5. Tanda dia jodoh kita apa teh?
6. Dst
Tidak perlu waktu lama untuk membuat suasana seperti majelis ta'lim. Hahahaha.... Semuanya khusyuk mendengarkan cerita dengan sesekali diselingi pertanyaan-pertanyaan. Di akhir wawancara saya berpesan kepada teman-teman :
"Sesuatu yang baik (menikah), mulailah dengan cara yang baik pula" -Dila
Saya kira pembahasan tersebut hanya sampai di Cikole saja, tetapi kemarin (9 Januari 2017) saat menunggu acara pra-kuliah dimulai, teman yang ikut sesi diskusi di Cikole kemarin memberitahu kepada teman sebelahnya bahwa saya sudah menikah. Dan tak lama pula celetukan tersebut terdengar ke teman-teman sebelahnya, membuat yang lain ikut larut ke dalam pembicaraan. Ia nyeletuk seperti ini :
Teman : "Teh, aku tadi senang ngeliat teteh lagi pacaran sama suaminya".
Dila : "Laahh liat dimana? Kapan?"
Teman : "Tadi ngeliat di kantin salman lagi makan berdua, terus habis itu foto-foto di depan tulisan salman ITB sambil bercandaan"
Dila : "Eeeehhhh ooohhh hahahaha" *jadi malu (o^.^o)
Teman : "Kalo orang yang menikah karena pacaran mah aku ngeliatnya biasa-biasa aja, ga ada yang spesial. Tapi kalo ngeliat teteh tadi aku ngerasa senang gimanaaaa gitu. Beda hawanya"
Dila : "Hehe ya doonngg aku kan nikah anti-mainstream :D"
Teman : "Aku juga mau aahhh nikah kayak teteh"
Dila : "aamiin :) "
(foto-foto di depan salman)
"Keyakinanmu kepada-Nya akan menghilangkan berjuta ragu" -Dila
(jadi, sudah siap menikah tanpa pacaran?)
No comments:
Post a Comment