Sunday, November 23, 2014

Cerpen : Refleksi Jiwa di Istana Surgawi

Refleksi Jiwa di Istana Surgawi
(Lomba SPOT di BILQIS 5)

“greeekkk…” ku buka kain gorden berwarna hijau muda. Pantulan sinar matahari menghambur ke segala penjuru ruangan.
Hi, Aran. Good morning. Did you have a good sleep?” sapaku pada teman sekamar yang baru kukenal satu minggu yang lalu.
Saat itu kami bertemu di sebuah asrama mahasiswa berlokasi di Strada Observatorului, Cluj Napoca. Aran berasal dari Spanyol. Ia datang ke asrama dengan tidak membawa tas koper. Aku dibuat aneh olehnya. Setelah perkenalan yang singkat dan hangat, ternyata aku ketahui bahwa kopernya terbawa ke Barcelona. Bisakah kau bayangkan tinggal di suatu kota yang baru tanpa barang-barang pribadi di dekatmu? Semenjak cerita kejadian koper itulah hubungan pertemanan kami semakin akrab, hingga sang waktulah yang kini telah membawa kami ke kota Brasov, Transylvania-kota legenda Dracula berasal.
Morning, Anni. Yes, of course. I fell better this morning”.
I’ll take a shower first. Is it okay? tanyaku pada Aran.
Sure. I have enough time to clean myself because it’s 6 o’clock”.
Setiap pagi dengan suhu 7oC aku selalu bangun lebih awal daripadanya karena aku harus melaksanakan kewajiban kepada Allah, shalat subuh. Sungguh berbeda rasanya menunaikan shalat di negara yang jauh dari peradaban Islam. Tepatnya tidak ada adzan di sini. Sungguh asing rasanya. Aku sangat merindukan suara adzan.
15 menit kemudian.
I done. Your turn”.
Kini penampilanku telah berubah menjadi nuansa ungu. Baju ungu, kerudung ungu, dan rok hitam dengan gambar rangkaian bunga menghiasinya, menambah elegant bagi orang yang melihatnya. Tak lupa aku sematkan pin putih bermutiara di bahu kiri dan memakai sebuah jaket berwarna hijau lumut.
Ok. I’ll go in rush. Hmm… Lina will come to here at 7 o’clock. Be ready”.
Lina adalah gadis asli Romania dan ia tinggal di kota Cluj Napoca. Ia bersedia menjadi guide kami selama di kota legenda Dracula ini. Tidak memerlukan banyak waktu untuk berteman akrab dengan Lina, ini karena sifatnya yang ramah, ciri khas orang Eropa Timur.
Pukul 06.50
Hello everybody. How about your sleep tonight? Are you ready to visit Castelul Palace?” sapaan ramah dari Lina kepada kami berdua.
Kami bertiga menuju stasiun kereta api untuk mencapai Castelul Palace, sebuah istana terindah di Romania. Jarak tempuhnya adalah sekitar 60 KM. Rel kereta api ini membelah pegunungan Carphatian. Banyak sekali pohon cemara yang tumbuh. Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi sebuah istana. Rasa penasaran menyelimutiku sejak membuka mata. Perjalanan ini aku maknai seperti tadabbur dan tafakur alam. Masya Allah.
Pukul 08.30
Here we are. Can you see the palace? There…there...” tanya Lina ke kami berdua dengan menunjuk arah yang dimaksud.
Setibanya di taman istana, kami bertiga mengantri untuk mengikuti palace tour. Lihatlah, aku akan masuk ke dalam istana dan akan merasakan menjadi seorang putri kerajaan selama 2,5 jam. Sebuah istana dengan luas 3200 m2 dan mempunyai lebih dari 170 ruangan. Siapapun yang masuk ke dalamnya akan terlihat takjub dengan segala kemegahan istana. Aku seperti sedang berada di negeri dongeng, mungkin seperti Cinderella. Segalanya berlapiskan emas, ukiran-ukiran mewah, barang-barang kerajaan yang didatangi langsung dari negara-negara Eropa seperti Jerman, Turki, Perancis, Belanda, dan lain-lain. Selain itu, terdapat banyak pintu rahasia yang dapat tembus dari suatu ruangan ke ruangan lain dengan menekan atau menggeser barang tertentu untuk membukanya. Lengkap sudah aku merasakan tenggelam dalam surga duniawi.
Pukul 11.00. Tur selesai.
“Lina, Aran, sorry I need a little time to be alone in that garden sitting on the bench. See you”.
Kini langkah kakiku semakin cepat menuju kursi di tengah taman istana. Duduk sendiri, menghindar dari keramaian turis-turis. Ada sebuah rasa yang tanpa izin masuk ke dalam hatiku saat ini.
Allah menjanjikan kepada orang-orang mu'min, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah kemenangan yang agung” (At-Taubah : 72).
Tanpa sadar kini air mataku jatuh seperti rintik hujan yang malu-malu menyapa bumi untuk kesekian kalinya. Aku sedang memaknai kehidupan.
“Tidak akan Yaa Allah. Tidak akan kutukarkan kenikmatan akhirat dengan kemewahan dunia. I can feel You, Yaa Rabb. You have promised me that two raka’ats in Fajr are better than the world and everything in it (HR. Muslim no. 725)”.
 Engkau telah mempermudah dan mengizinkan hamba-hamba-Mu yang hina dina ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada sebuah istana seperti di depan mataku yaitu mendapatkan dunia dan seisinya, tapi mengapa kami kufur nikmat-Mu?
 “Allah, one thing I know most is You are the reason I live for”.
dan titik akhir perjalanan ini selalu bermuara kepada-Mu.


-fin-

written by

Adila Raihannisa
UNPAD






No comments:

Post a Comment